tulisankhoir


Kalian pernah merasa kalau anak pertama itu diperlakukan berbeda dengan anak yang lain? Dipaksa harus serba bisa dan dituntut harus menjadi contoh untuk adik-adiknya. Selalu dikoreksi kesalahannya dan sering juga dibanding-bandingkan dengan saudaranya sendiri.


Anak pertama mungkin merasa menjadi bahan eksperimen dari orang tuanya. Segala macam bentuk uji coba dilakukan kepada anak pertamanya dulu, kalau berhasil bisa dilanjutkan ke anak selanjutnya dan kalau gagal berarti tinggal diganti aja metodenya ke anak yang lain, sedangkan anak pertama ini sudah merasakan eksperimen yang gagal.


Tapi hebatnya anak pertama adalah dia tumbuh bersama orang tua.


Anak Pertama Jadi "Ujian Pertama" Orang Tua

Ga ada sekolah resmi untuk menjadi orang tua. Mereka baru belajar saat mendapatkan anak pertama mereka. Pasti terdapat kesalahan atau error dari cara mendidik dan cara memberikan kasih sayang. Itu semua dirasakan oleh anak pertama. Yang harapannya di anak selanjutnya tidak perlu uji coba lagi, langsung dapat versi yang terbaiknya dalam mendidik dan memberikan kasih sayang.


"Kami Tumbuh Bersama Kakakmu"

Kalimat ini sangat menyentuh bagi penulis maupun pembaca. Anak pertama adalah guru pertama untuk orang tua dalam mendidik anak. Saat ada kesalahan mereka bisa berbenah dengan harapan kesalahan ini tidak terjadi lagi ke anak berikutnya. Setiap kesalahan, bentakan, tangisan, aturan yang berlebihan itu semua karena orang tua sedang belajar.


Anak Pertama Punya Beban yang Berat

Anak pertama sering memikul beban yang berat. Harus bisa menjadi contoh untuk adik-adiknya, ekspektasi orang tua yang tinggi, harus bisa mandiri, dan membahagiakan orang tua. Padahal mereka juga ingin dimengerti.


Pesan untuk Kita Semua

  • Untuk adik-adik: Jangan terlalu keras kepada kakakmu karena kehidupan mereka sudah cukup keras dan mereka sudah lebih dulu mengalami apa yang belum pernah kalian alami.

  • Untuk orang tua: Jangan lupa untuk meminta maaf karena mereka juga manusia yang pasti berbuat salah dan yang paling penting mereka ingin sekali dimengerti.

  • Untuk anak pertama: Kamu yang mengajarkan banyak hal tentang kehidupan pada orang tua dan adik-adikmu. Kamu sangat berharga walaupun sering jadi bahan "percobaan".


Anak pertama adalah saksi perjalanan orang tua dalam berumah tangga. Anak pertama sangatlah berharga karena dia yang akan melanjutkan peran orang tuanya bagi adik-adiknya nanti. Kamu juga banyak memberikan jalan bagi adik-adikmu agar tidak salah dalam memilih jalan kehidupan. Hidupmu memang keras, namun jasamu luar biasa.


Tulisan ini ditulis oleh anak kedua.