Sesuatu yang kita takutkan adalah perpisahan. Namun tidak semua jenis perpisahan kita takutkan, seperti berpisah dengan masalah tentu kita malah senang kan? Tapi kalau berpisah dengan teman yang sudah lama dengan kita, rasanya kayak ada sakit-sakitnya gimana gitu.


Sebelumnya saya pernah menulis tentang Ternyata Lebih Buruk Kehilangan Teman, tulisan tersebut mengisahkan saya yang kehilangan banyak teman karena pengurangan pekerja. Dan mungkin sebentar lagi saya akan kehilangan teman, karena mulai memasuki libur lebaran. Kebanyakan pulang ke rumah masing-masing untuk merayakan hari besar. Saya harap setelah lebaran kami semua masih bisa berkumpul seperti biasanya lagi tanpa harus ada yang berkurang.


Kalau dipikir lagi, sayang rasanya harus kehilangan teman yang awalnya ga kenal atau ga akrab tiba-tiba pergi untuk mencari tempat lain. Ya sebenernya ga salah tapi kaya ada yang kosong aja ya kan, yang biasanya sama-sama tiba-tiba sendirian. Harapannya bisa terus bareng-bareng nantinya sampai pindah kerja lain tetap sama-sama.


Menghabiskan waktu bersama sebelum berpisah adalah tindakan yang tepat. Saya dan teman-teman berkumpul sekedar bermain gitar dan bernyanyi, walaupun suaranya serak-serak berdahak gimana gitu. Kebersamaan yang paling penting, karena sebenarnya kita butuh cerita bukan butuh yang lainnya. Kita butuh cerita untuk bisa kita ceritakan kembali di masa yang akan datang.



Sekolah adalah masa dimana seharusnya kita menikmati waktu bersama teman-teman. Terkhusus masa Aliyah atau SMA yang dimana itu adalah masa-masa akhir sekolah kemudian dilanjutkan dengan perpisahan. Sangat rugi sebenernya kalo kita ga manfaatin waktu tersebut dengan bijak. Nilai dalam sekolah memang penting, tapi kita kadang lupa bahwa cerita juga penting saat kita bersekolah.

Baca juga: Hari Bahagia

3 tahun saya di Aliyah, namun saya masih merasa rugi dalam memanfaatkan waktu, terutama dengan teman. Saya mungkin sudah kehilangan akal saat Aliyah sehingga melupakan teman begitu saja demi sesuatu yang sekarang sepertinya tidak berguna bagi saya. Walaupun begitu saya sadar waktu tidak bisa diulang.

Saya heran, kenapa saya baru sadar bahwa teman adalah segalanya saat ini. Melebihi pekerjaan, keluarga, pacar, bahkan mungkin juga uang. Saya benar-benar merasa bersalah tidak banyak menghabiskan waktu dengan teman.

Ajakan ngumpul ataupun foto bersama sering saya tolak dan bodohnya lagi saya harus membuat alasan yang ga jelas supaya ga ikut ajakan teman. Miris mendengarnya, saya pun baru sadar ternyata selama ini saya benar-benar membuat kesalahan yang besar. Padahal semua itu bisa dijadikan kenangan atau cerita saat lulus sekolah.

Saya punya cerita yang membuat saya merasa bersalah selama 3 tahun Aliyah. Saat saya lagi ngumpul dengan ketua kelas, kami iseng-iseng membuka grub messenger kelas. Di situ saya melihat banyak kenangan kelas berupa foto maupun video. Saya jadi teringat kembali saat saya masih duduk di bangku sekolah. Canda, tawa, maupun kesedihan campur aduk di kelas kami. Mulai dari perpecahan sampai penghianatan sebenernya sudah kami rasakan saat Aliyah, itung-itung buat latihan kalo udah lulus.

Saya melihat kenangan foto yang menunjukkan saya terlalu membatasi diri dengan teman. Aneh mendengarnya tapi itu yang terjadi. Padahal semua adalah teman tapi kenapa saya malah membatasi diri.

Kalau di kelas, saya kadang menjauh dari perkumpulan teman-teman, dan parahnya lagi saya malah ga ada ngobrol dengan teman sampai bertahun-tahun, jangankan ngobrol, ngomong aja ga pernah. Parah si ya kalo kayak gini, mungkin saya udah ga sehat waktu itu ya. Selalu menghindar kalo ngumpul, alasan ke WC lah atau kemana lah untuk menghindari teman.

Sampai ada yang baru buka suara kepada saya selama bertahun-tahun. Ada yang bilang saya bersikap beda kepada teman-teman. Yaaa saya sadar dan lagi-lagi merasa bersalah selama ini.

Sadar dan minta maaf kepada teman adalah cara yang tepat untuk memperbaiki ini semua. Mulai menyambung silaturahmi lagi dan yang lebih penting saya sebisa mungkin menyempatkan waktu berkumpul dengan taman, ya itung-itung buat bayar kesalahan saya dulu yang ga mau ngumpul. Walaupun semua ga bisa kebayar gitu aja ya tapi seenggaknya ada lah yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki kesalahan saya.

Saya terlalu mementingkan orang lain sehingga melupakan teman yang sebenernya jauh lebih penting.