Emosi sudah melekat dalam diri kita. Emosi itu tidak melulu tentang marah, namun bisa juga senang, sedih, galau, bahkan juga bisa... Walaupun ga semua bisa dikatakan sebagai emosi.


Baca juga : MENANTI MALAM - Sintang #9


Sore hari saya sedang melakukan perjalanan, di sepanjang perjalanan saya mendapati banyak raut wajah yang tergambar pada sore hari. Ada yang sepertinya lelah, ada juga yang gembira, dan ada yang sedih. Saya yang melihat itu semua jadi ikut merasakan dan membuat perasaan saya berubah-ubah.


Saat saya melihat ekspresi lelah, saya juga merasakan lelah yang ia rasakan dan rasanya sampai menusuk ke tulang belulang ini. Tapi setelah saya melewati orang tersebut dan lanjut ke perjalanan berikutnya, saya melihat wajah gembira yang terlukis indah di waktu sore tadi. Saya jadi berpikir, hmm ternyata hidup tidak seberat yang dibayangkan. Saya senang masih ada yang bisa tertawa lepas walaupun mungkin di sekelilingnya merasa acuh. Namun saat saya melihat wajah kesedihan, saya kembali lagi tidak bahagia karena melihat wajah kesedihan.


Sore hari mungkin adalah waktu yang tepat untuk saya menikmati hari. Ada tawa, senyum, sedih, riang, gembira, kekalahan, penyesalan dan lainnya bersatu dalam sore hari. Mungkin tidak semua bisa merasakan. Semua orang memiliki waktu tersendiri, ada yang cocok ketika pagi, ada juga yang malam, dan ada juga yang sore hari.


Sore yang mungkin sangat membekas adalah kesepian. Tidak seperti biasanya yang mungkin ramai orangnya atau kendaraan atau mungkin ramai debu, namun kali ini sepi tak seperti biasanya. Semoga terbiasa...


Saat masih kecil kita sering berucap untuk mengejar semua apa yang kita inginkan dengan sungguh-sungguh dan menggapai setinggi-tingginya. Semua usaha yang kita lakukan sangat terasa melelahkan dan mungkin bisa membuat kita hampir menyerah karena kesalahan kita sendiri. Kadang kita juga dihadapkan dengan persaingan yang seharusnya ga perlu dilakukan oleh kita.


Dalam menggapai cita-cita contohnya, kita pasti sudah diajarkan untuk menggapai mimpi setinggi-tingginya atau mungkin ada ucapan yaitu "belajarlah sampai ke negeri Cina"


Persaingan dalam mendapatkan juara satu bisa dibilang salah satu penyebab kita menjadi ingin lebih tinggi daripada sebelumnya. Semua itu tidak salah, yang salah itu diri sendiri yang terlalu memaksakan apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Ini sebenernya ga ngomongin tentang perebutan juara tadi ya.


Baca juga : Terlalu Cepat Menjadi Dewasa


Ga semua harus kita kejar terus atau harus kita dapatkan secara mati-matian. Semakin dewasa, semakin sadar bahwa yang bukan milik kita tidak sepatutnya kita ambil paksa begitu saja. Sangat disayangkan sebenarnya hal yang kita damba-dambakan atau yang kita inginkan tidak bisa kita gapai dan malah diambil oleh orang lain yang memang sudah menjadi haknya.


Untuk sekarang saya tidak terlalu berharap terlalu tinggi tentang perasaan saya. Saya takut kalau terlalu tinggi nantinya malah jatuh, tertimpa tangga, kendelem, dan akhirnya malah terpendam. Rasa khawatir pada diri saya ini sebenarnya salah atau tidak ya? Saya juga ga tau ya. Ya saya memang takut apa yang saya bayangkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi nanti. Saya takut juga nantinya malah ada perpecahan didepan mata saya sendiri yang membuat terpotongnya tali yang seharusnya tetap terhubung walaupun tidak terik.


"utamakan pikiran daripada perasaan"


Kita ga sadar bahwa semakin berjalannya waktu maka umur kita akan bertambah. Asiknya dunia kadang membuat kita acuh terhadap umur. Umur yang semakin bertambah namun kelakuan masih seperti itu saja, bahkan mungkin saja malah lebih buruk. Semakin bertambahnya umur seharusnya kita harus lebih bijak dalam mengambil keputusan, ga asal comot sini dan sana, harus bisa memilih mana yang baik dan mana yang kurang baik.


Baca juga : Udah Gede


Tahun ini bisa dibilang banyak yang berhasil menggapai impiannya diumur mereka masing-masing. Umur memang bukan menjadi patokan utama dalam kehidupan tapi umur memang penting dalam kehidupan ini. Di umur segini, ada yang berhasil dalam membangun bisnisnya, ada juga yang berhasil menempuh hidup baru bersama pasangan, mendapatkan pekerjaan baru, dipecat dari pekerjaan, gagal dalam berumah tangga, krisis keuangan dan masih banyak lagi yang lainnya.


Banyak yang ingin kembali lagi ke masa sekolah karena mereka belum siap menghadapi kenyataan. Banyak tugas berat yang menanti di umur yang dewasa ini. Kalo dulu waktu sekolah mungkin beban terberat hanyalah PR dan tugas-tugas sekolah namun sekarang ini kita dituntut untuk menjalankan tugas yang sesungguhnya.


Dulu saat masih kecil, ulang tahun adalah waktu yang ditunggu karena bertambahnya usia dan mendapatkan hadiah dari teman. Namun sekarang kita kadang tidak siap saat diri kita sudah melangkah ke usia selanjutnya. Tanggung jawab semakin besar, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.


Di umur sekarang ini seharusnya saya mempunyai rencana besar namun semua sudah pupus. Ternyata semua yang kita rencanakan belum tentu berhasil ya walaupun hal tersebut sudah dipersiapkan dengan matang. Untuk sekarang tidak ada yang perlu saya pikirkan terlalu berat. Saat saya berpikir terlalu berat maka kepala malah jadi pusing.


Hal terpenting dan sering kita lupakan adalah saat umur kita bertambah, umur orangtua kita juga akan bertambah.

"Sedikit curhatan tentang bertambahnya usia. Ternyata menjadi dewasa itu tidak menyenangkan."


Kalo ngomongin HP, dulu ga bisa lepas kemana-mana selalu bawa. Ke kamar, WC, sekolah, rumah temen, tempat makan, dan tempat-tempat yang lainnya. Bisa dibilang HP adalah benda yang ga bisa lepas dari hidup kita (yaa hidup saya sendiri kayaknya bukan hidup kita).

Baca juga : Kejebak Hujan

Sekarang bingung malahan kalo megang HP itu buat apa. Mungkin cuma scroll sosial media habis itu tutup HP lagi, gitu aja terus sampe batre habis kali ya? Hmm jadi fungsi HP itu untuk apa sebenernya kalo ga digunain secara maksimal.

Tapi ada benernya juga saya jarang megang HP karena bingung mau ngapain. Palingan untuk nengok jam atau sekedar mendengarkan musik. Selebihnya ga perlu ditanya lagi.

Saat kumpul dengan temen kadang saya malah lupa kalau saya bawa HP, mungkin karena saya sudah asik ngobrol dengan temen kita (lahhh kita lagi malahan, maksudnya temen saya). Melupakan HP dan fokus untuk ngobrol itu malah seru ya karena ga sibuk karena pikiran di bagi dua antara HP dan ngobrol.

Mungkin ini kehidupan yang saya cari selama ini ya. Bisa tenang tanpa gangguan dari notif HP. Yaaa bisa tenang tapi kadang pengen HP ini rame, bisa rame tapi pesan dari Indosat.

Kalo ada yang bilang "ngapa ga main game?" Gimana ya jawabnya? Sebenernya saya kadang juga main game tapi saya cepet bosen orangnya jadinya baru sebentar main langsung hapus. Ga ada game yang mencerminkan aku banget (wkwk malah pake aku).

Semua itu cuma butuh dinikmati aja kayaknya ya, ga perlu diambil pusing.
tulisan khoir

pixabay

Sabtu sore tanggal 5 Februari, saya pulang ke Rasau Jaya. Seharusnya saya pulang ke rumah itu dua minggu sekali setelah menerima gaji. Tapi karena saya disuruh pulang oleh mamak, saya memutuskan untuk pulang. Mamak menyuruh saya pulang karena ada acara keluarga di rumah. Ya ga papa lah ga ada ruginya kita pulang juga, selagi masih bisa bertemu dengan orang tua ya temui saja. Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu jauh dari rumah. Tidak seperti yang dulu-dulu yang harus pergi sampai ke luar kota.


Baca juga : Makhluk Bumi Kurang Bersyukur


Saat saya pulang ke rumah, saya mendapatkan pelajaran lagi dari bapak. Ceritanya bapak diberi barang oleh seseorang, dan barang tersebut kalo boleh dibilang cukup mahal. Saat bapak menunjukkan barang tersebut kepada saya, saya langsung mencarinya di situs resminya yang ada di internet. Kalau menurut situs resminya, barang tersebut memang termasuk barang mahal dan berkualitas.


Bapak sempat berpikir bahwa apa yang selama ini bapak lakukan sehingga bisa mendapatkan barang yang seperti itu. Padahal bapak bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, kenapa bisa mendapatkan keberuntungan yang seperti ini.  Kurang lebih gitu lah ya.


Ga lama kemudian, bapak langsung bilang jangan remehkan perbuatan kecil yang kita lakukan, karena Allah pasti melihat apa yang sedang kita lakukan. Saya mulai berpikir juga, hmm bener juga ya selama ini mungkin kita sering melupakan atau ga merduliin perbuatan baik. Dan kita malah mengabaikan sampe ga mau ngelakuin hal baik walaupun yang dikerjakan itu adalah perbuatan yang ringan. Kita selalu fokus terhadap hal yang besar sehingga melupakan hal-hal kecil yang sebenernya kita butuhkan.


Semua perbuatan kita akan mendapatkan balasan, baik itu perbuatan besar ataupun perbuatan kecil yang mungkin dianggap oleh sebagian orang adalah perbuatan yang sepele.


Kata-kata bapak membuat mood hidup semakin bertambah.