Suasana sepi membuat diri serasa tergelincir dalam jurang yang sunyi. Sebenernya bingung mau ngapain, karena sekarang beda dengan yang kemarin-kemarin. Biasanya beraktivitas bersama teman-teman, namun sekarang malah terdiam sampai bingung dari waktu ke waktu. Pagi menunggu sore, begitu terus sampai 7 hari. Waktu memang cepat saat kita merasa senang, atau mungkin cepat disaat kita ga ngapa-ngapain.

Baca juga : Ngomongin Rezeki

Perasaan sedih mulai datang, tapi bingung kesedihan ini datang karena apa? Hmm, kadang kita menyalahkan diri sendiri untuk membuat hari kita menjadi lebih baik. Padahal ga sepenuhnya semua itu kesalahan kita, tapi yang pasti dari semua itu ada campur tangan perbuatan kita. Masih di posisi yang sama, di teras depan rumah bapak dan mamak, karena belum punya rumah sendiri. Sore hari, matahari mulai menarik selimut menandakan malam akan tiba. Malam memang waktu yang tenang untuk kita nikmati setiap harinya, ketimbang siang hari yang berisik dan penuh dengan caci maki.
Membersihkan tubuh untuk cabut meninggalkan rumah. Memang, sebaik-baik tempat adalah rumah untuk kembali. Tapi adakalanya kita butuh keluar untuk mencari inspirasi atau sekedar menghibur diri. Mengikat rambut, ambil kunci, langsung tancap gas setelah selesai Magrib. Mencari Alfamart yang agak jauh ga seperti biasanya dan kebetulan lagi rame. Biasanya akan malas menunggu antrian, tapi entah kenapa malam ini terasa menyenangkan untuk menunggu, sembari melihat wajah-wajah yang lalu-lalang. Ahh akhirnya datang juga waktu untuk membayar di kasir. Karena sudah terbiasa, uang yang keluar dari dalam dompet juga sudah diperkirakan. Semua hampir selesai dan membenarkan standar motor setelah itu tancap gas pelan-pelan sambil menikmati jalan.
Malam memang menyenangkan bagi mereka yang menikmati. Hmm, jadi ga harus malam ya, karena bagi siapa saja yang menikmati waktu tentu saja ga ada masalah antara siang maupun malam. Lanjut melewati sekolah dan salon, terus lurus sampai akhirnya berhenti di konter untuk membeli headset. Yaa, yang pas di kantong aja, karena fungsinya sama aja "ucap orang yang punya duit pas-pasan".
Adakalanya kita menikmati waktu bersama teman, tapi ada juga waktu untuk kita sendiri. Ditemani lagu dari Joji, yaa setidaknya membuat hidup memiliki warna, walaupun warna itu adalah warna hitam. Semua punya cara untuk melampiaskan kekesalannya.
Heii, waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 waktunya untuk menjadi wibu beberapa menit, setelah itu menjadi manusia yang tidak normal lagi. Belum menjadi manusia normal seutuhnya, karena rambut masih panjang. Hmm, jadi kapan potongnya ini rambut?


Setelah lulus sekolah biasanya kita akan bekerja seperti orang pada umumnya. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri maupun untuk kebebutuhan keluarga. Ada orang yang setelah lulus sekolah bisa langsung mendapatkan pekerjaan, baik itu melamar pekerjaan atau mungkin mendirikan usaha sendiri. Tapi ada juga yang bekerja masih dalam lingkup keluarga yaitu meneruskan pekerjaan orang tua.


Semua benar dan ga ada yang salah, yang salah itu yang tidak mau bekerja. Tapi bukan berarti saya menyalahkan yang sedang kuliah ya, karena mungkin saja yang kuliah ini juga nyambi bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau mungkin tuntutan ekonomi. Mau lulus langsung kerja ataupun kuliah sama aja yang penting kita ada kegiatan selain nganggur ga ngapa-ngapain.
Ternyata hidup yang sesungguhnya baru kita mulai saat selesai sekolah. Umur, uang, teman, tetangga, dan orang tua adalah beberapa faktor yang membuat kita sadar dan terus bergerak. Melihat umur yang tak muda lagi, harus berfikir maju ke depan, ya kali maju ke belakang kan?

Ngomongin Rezeki

Itu tadi cuma pembukaan, belum pada intinya. Nah sekarang boleh lah kita ngomongin yang namanya rezeki ini.
Banyak orang yang mengeluh tentang rezeki ini terutama tentang uang. Gaji kecil, kebutuhan banyak, badan capek, bos galak, waktu ga habis-habis, itu adalah beberapa hal yang dikeluhkan oleh banyak orang. Kalo kita ingat-ingat dulu waktu sekolah ya, kita berfikir "ga papa deh gaji 1 juta perbulan atau 2 juta perbulan yang penting dapat kerja" eehhh sekalinya dapat kerja yang gajinya segitu malah merasa kurang dan mengeluh. Diberi kesempatan naik gaji ya awalnya bersyukur tapi lama-lama kok malah ngeluh lagi ya. Hmm ternyata memang ini sifat asli manusia.

Suka Menghamburkan Uang

Yaaa, ini biasanya terjadi saat kita merasa memiliki banyak uang dan bingung mau ngabisinnya gimana. Kita cuma mikir jangka pendek aja dan ga mikirin kedepannya gimana, padahal uang yang kita pakai buat foya-foya seharusnya bisa kita pakai untuk menabung dan membeli barang yang seharusnya lebih berguna dan lebih penting daripada yang kita beli sekarang. Yang kita pikirin cuma nyenengin diri kita sesaat aja tanpa memperdulikan waktu yang akan datang.

Belum Bisa Ngatur Duit

Jajan masih boros, ngutang sana-sini, dan yang parah lagi malas untuk bekerja. Sepertinya enteng ya saat kita berhutang itu karena kita tidak mengeluarkan uang, tapi waktu gajian datang, kita malah kaget karena tagihan yang udah numpuk tanpa kita sadari. Yang akhirnya uang tabungan kita menjadi berkurang untuk membayar hutang tersebut. Kita seharusnya membagi penghasilan kita untuk ditabung, untuk jajan, dan untuk yang lainnya, supaya ga boros saat ngeluarin uang tersebut.

Kurang Waspada

Yang namanya uang itu sifatnya sensitif. Hutang atau penipuan sering terjadi di kota-kota besar, yaaa di desa juga ada si. Agak was-was sebenernya kalau hutang itu, was-wasnya ga cuma pas ngutang tapi pas ngutangin juga was-was. Banyak orang yang lupa atau mungkin sengaja lupa kalau masalah hutang. Itu juga bisa membuat uang kita habis tanpa kita sadari. Boleh kita melakukan utang piutang, tapi sebaiknya kita melakukan hal tersebut dengan orang yang kita percayai saja, ga asal ngasih apalagi sama orang yang baru kita kenal.
Penipuan juga bisa membuat kita frustasi ni mikirin duit yang habis dicuri orang. Ya mungkin dengan iming-iming uang lebih besar atau mungkin benar-benar ketipu karena kelalaian kita, uang yang seharusnya sudah banyak malah habis gitu aja.

Mulai Frustasi

Kembali kaya tulisan di awal tadi, kalau kita mikirin yang namanya uang itu memang ga ada habis-habisnya karena manusia ga akan pernah yang namanya puas, pasti pengen nambah dan nambah. Ini ga cuma berlaku di uang aja ya teman-teman.
Kita mulai menyalahkan diri sendiri karena kebodohan kita selama ini. Tapi sebenernya ga papa kita ketipu atau mungkin uang kita berkurang karena hal seperti itu. Kita bisa belajar dari kesalahan kita agar kita ga ngulangin kesalahan yang sama di lain waktu. Dan yang pasti kita bisa nyelametin keluarga kita atau orang-orang agar ga terjerumus ke lubang yang sama.
Bersyukur kalian yang mungkin pernah ketipu masalah uang tapi masih di usia muda, karena kebutuhan kita belum sebanyak orang yang sudah menikah. Ga kebanyang kan orang tua kita yang punya banyak tanggungan, terlebih lagi gaji untuk kebutuhan sehari-hari masih kurang, ehh malah ditambah ketipu masalah duit kayak gini.

Mulai Bekerja Keras

Saat uang kita sudah menipis, kita akan berfikir gimana caranya agar duit yang ilang tadi bisa balik lagi seperti semula. Kerja keras adalah jawabannya bukan? Tapi kita malah terobsesi untuk bekerja siang dan malam hanya untuk sebuah uang. Yang malah membuat badan kita menjadi sakit dan alhasil malah ga bisa kerja kayak biasanya. Kerja boleh tapi kita harus lihat kondisi tubuh kita, mampu atau tidak. Saya bukan menggiring kalian untuk tidak bekerja dan bersantai-santai ya, tapi kita harus mikir kedepannya juga gimana untuk keluarga kita kalau kita jatuh sakit.
Manawarkan diri saat bekerja berarti kita harus siap bertanggung jawab atas pekerjaan kita. Semisal kita butuh lembur dan mengajukan diri kepada bos, kita harus siap dan bertanggung jawab, jangan sampai kita lembur tapi ga ada hasil.

Sadar

Rezeki memang sudah ada yang mengatur, tergantung diri kita mau berusaha atau tidak dalam mencari rezeki tersebut. Rezeki tidak hanya berada di satu tempat, karena bumi ini luas tapi ga tau bulat atau datar. Kurang bersyukur dan berdoa mungkin yang membuat rezeki kita tidak lancar. Atau mungkin uang yang kita dapat ada yang kotor entah itu didapat secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Mulai Iri

Saat orang mendapatkan uang lebih dari yang kita dapatkan, kita akan cenderung iri dan mungkin juga malah ga mau kalau dia dapat lebih dari yang kita dapat. Kita iri kalau teman kita bisa membeli barang yang mereka inginkan, iri karena bisa bekerja terus jarang sakit dan yang lainnya. Padahal rezeki sudah diatur untuk setiap orang. Kalaupun teman kita dapat duit banyak, hal tersebut ga bakal buat rezeki kita berkurang ataupun bertambah. Karena ga ngaruh rezeki dia ya rezeki dia dan rezeki kita ya rezeki kita. Kenapa kita harus dengki kepada mereka. Iri sebenernya boleh tapi hanya untuk meningkatkan motivasi kita dalam bekerja supaya semangat, tapi kalau sampai dengki seperti itu yaaa gimana yaaa.
Banyak orang yang bekerja siang dan malam, niatnya untuk ditabung tapi yang namanya musibah ga ada yang tau kan, tiba-tiba keluarga ada yang sakit jadinya mau ga mau uangnya harus dipakai untuk biaya pengobatan. Uang yang seharusnya bisa beli mainan untuk anak malah habis untuk biaya perawatan motor. Kita ga tau apa yang terjadi esok hari.

Suatu masalah apabila dipikir terus maka akan semakin berat. Bukan masalahnya yang berat tapi otak kita yang berat memikirkannya.

Kita cuma bisa merencanakan sesuatu tapi tidak dengan hasilnya.

Catatan : Nulis seperti ini membuat saya belajar juga, karena tidak semua yang saya tulis saya lakukan semua. Saya juga belajar dari apa yang saya tulis untuk menjadi lebih baik.