Keluarga Kedua

keluarga kedua


Kita memiliki bapak dan mamak. Kalau ga ada mereka, ga mungkin kita lahir. Keluarga pasti selalu ada buat kita. Yaa ini untuk keluarga yang normal. Selalu ada bukan berarti selalu hadir menemani kita lho ya.


Keluarga saya yang ada di rumah ada bapak, mamak, mbah, mas, dan adek. Semua memiliki peran masing-masing dalam keluarga. Saya senang apabila bisa berkumpul dengan keluarga. Tapi itu semua bisa terjadi saat saya di rumah. Saat di luar rumah, saya juga memiliki keluarga. Walaupun tidak memiliki hubungan darah.


Baca juga: 


Teman, menjadi sahabat dan akhirnya bisa seperti keluarga. Yaaa ini menurut saya, ga tau menurut mereka. Satu laki-laki dan dua perempuan.


Kalau cerita awalnya gimana kami bisa menjadi teman sudah pasti karena kami disatukan saat di sekolah dasar. Tapi kalau bicara menjadi sahabat, saya ga tau harus mulai dari mana. Lupa adalah jawaban yang paling tepat.


Hmm, kalau diingat-ingat lagi yang pasti kami bisa akrab karena lebaran. Mulai dari lebaran yang bingung mau sama siapa jalannya, dan akhirnya kami bertemu satu-persatu. Sampai sekarang kalau lebaran pun pasti kami jalan bersama. Pake motor sebenarnya.

keluarga kedua


keluarga kedua



Ngomongin Mereka


Sebenarnya ga baik ngomongin makhluk bumi. Tapi mau gimana lagi?


Ilham

keluarga kedua


Ya cukup Ilham ga ada kelanjutannya. Dia adalah teman saya ketika bermain PS (tepatnya PS 2). Sebenarnya pertemanan hancur itu bukan karena utang. Melainkan karena PS. Saat main PS, apalagi kalau kita atau teman kita yang menang terus. Pasti rasanya kesel banget kan. Hal inilah yang saya rasakan saat bermain PS dengan Ilham. Saya masih ingat dulu ketika sekolah dasar kelas 5 saya sering bermain PS dengan Ilham. Kalau kita menang terus ga enak hawanya. Tapi kalau kita kalah terus bawaannya malah emosi. Yaa tapi itu dulu ya gaes. Main Naruto memang dapat merusak pertemanan.


Aseh

keluarga kedua


Kalau Aseh ini masih keluarga saya. Tapi sebenarnya saya bingung dikatakan keluarga dari mana. Saya telusuri silsilah keluarga kami berdua juga malah bingung jadinya. Intinya keluarga, walaupun masih menjadi misteri. Detektif Conan aja sampe bingung nyelidikin ini semua.


Sri

keluarga kedua


Sri adalah teman saya dari saat saya masih TK. Kalau dibilang tetangga, masih lah ya karena ga jauh-jauh amat rumahnya. Sering lewat tapi ga pernah mampir karena pintu sering tutupan. Yaa ga papa. Setahun sekali udah cukup sama Ilham makan bakso.


Banyak drama sebenarnya berteman dengan mereka. Mulai dari susah kumpul, molor, diusir (wkwkwk), cemburu (bukan sesama kami tapi). Tapi dari itu semua yang paling parah kami mau-maunya dari rasau jaya 2, ke rasau jaya 1, lanjut lagi ke rasau jaya 3, terus terus ke rasau jaya umum dan balik lagi ke rasau jaya 2 dengan jalan kaki. Sebenarnya kalau dipikir ngapain ngelakuin itu semua ya. Sangat membagongkan sekali kalau diingat-ingat kembali.

keluarga kedua


Setelah lulus, kami menempuh jalan masing-masing. Saya dan Ilham bekerja. Sedangkan Aseh dan Sri melanjutkan kuliah. Semua punya jalan ninja masing-masing.

keluarga kedua


keluarga kedua


Kalau diingat-ingat lagi, baru kali ini nulis tentang kalian setelah beberapa tahun berteman. Entah lah ini gabut ga tau mau ngapain sebenarnya.


Oh iya mereka adalah keluarga kedua saya.

2 comments: