Waktu yang lama untuk dihitung namun sebentar untuk dirasakan. Boleh dikatakan selama ini, hidup mulai bingung arahnya mau kemana. Sedikit senyum namun kembali merengut, walaupun begitu masih saja dijalani.


Baca juga : Terimakasih


Selanjutnya perasaan gembira mulai muncul dari dalam diri dan kembali lagi untuk bersemangat. Sudah percaya dengan apa yang sudah direncanakan secara matang, namun entah mengapa semua tidak sesuai dengan rencana. Hmm, hal yang seharusnya kecil kemungkinan untuk gagal, malah sebaliknya.


Masih ada sisa-sisa semangat dalam diri, walau akhirnya semakin lama semakin pudar lalu habis. Belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan tapi setidaknya bisa mengurangi. Ya, ngobrol. Ngobrol memang seseru itu (bukan untuk semua orang), seakan masalah yang kita hadapi bisa terbagi dengan lawan bicara kita. Walaupun setelah sampai rumah, masalah itu kembali muncul. Tapi ga semua orang bisa diajak ngobrol, istilahnya ga sefrekuensi (bener ga nulisnya?).


Punya teman untuk ngobrol rasanya perlu buat kita yang punya banyak unek-unek. Bebas kalian mau ngobrol langsung, chat, video call, atau bisa juga sampai live di sosmed. Harusnya ketemu aja ya biar dapat rasanya langsung ketimbang harus lewat media (bukan untuk semua orang). Tapi iya, kalau disuruh milih ngobrol langsung atau chat dan sebagainya, dengan sadar dan penuh yakin milih ngobrol langsung. Ga banyak salah paham yang kita dapat dan dapat di selesaikan saat itu juga (harusnya).


Dari tontonan juga ngaruh akhirnya. Dulu di youtube waktu masih nonton PWK dan hostnya Praz Teguh, jujur waktu itu nonton dan seru aja setelah akhirnya lama ga upload jadi ga nonton lagi. Dan akhirnya diganti lah dengan channel Gofar Hilman yaitu GRIND BOYS, dan sampai saat ini masih nonton. Memang seseru itu ngobrol dan yang kebetulan teman ngobrol dalam sebulan terakhir ini memang ada dua orang teman. Teman masa sekolah dulu yang sering ngumpul dan ngobrol sampai lupa waktu. Beban rasanya benar-benar hilang gitu aja, padahal cuma modal Good Day Rp5.000an aja di warung pelabuhan belok kiri nomor dua sebelah kanan.


Balik lagi kenapa memilih ngobrol langsung ketimbang lewat media aplikasi dan yang lain-lain? Sedikit cerita, beberapa bulan yang lalu mencoba untuk ga aktif di sosmed dan pengen lanjutin hidup dengan tenang tapi ada aja kendalanya sampai buka tutup aktifin sosmed. Walaupun pada akhirnya sekarang lagi nonaktifkan sosmed terutama Instagram. Kadang yang kita lihat di sosmed berbanding terbalik dengan apa yang kita lihat di dunia nyata. Bener-bener bikin pusing dan ga masuk akal, dari situ mulai berpikir untuk rehat dulu biar ga meledak kepala liat konten yang disuguhkan.


Kalau TikTok punya cerita tersendiri. Dulu awal download TikTok sempat bingung dengan aplikasi ini karna memang dulu paling anti sama aplikasi ini dan bener aja, baru main kurang lebih 15 menit kepala mau pecah liat kontennya. Akhirnya tutup dulu aplikasi dan coba buat nyari algoritma yang sehat.


Ga ada yang salah sama aplikasinya. Mungkin saya yang belum terbiasa. Tapi ga tau juga, sempat ada kepikiran buat nulis khusus mengenai TikTok. Tapi belum terlaksana sampai sekarang.


Sekarang yang dialami selalu merasa bersalah dengan apa yang sudah diperbuat. Jangankan yang sudah, yang belum aja kadang bisa merasa bersalah. Ah anjing (Anjing adalah mamalia karnivora yang telah didomestikasi dari serigala abu-abu (Canis lupus) selama ribuan tahun. Mereka dikenal sebagai "sahabat manusia" karena kesetiaan, kecerdasan, dan kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan manusia dalam berbagai cara), sumber Gemini.


Yang berat adalah ekspektasi orang lain kepada kita yang teramat tinggi dan kita tidak bisa mewujudkannya. Rasanya campur aduk ya, sedih, kecewa, bahkan sampai kepikiran setiap harinya dan bertanya-tanya, "kenapa ya aku ga bisa wujudkan apa yang mereka mau?".


Pada akhirnya selalu merasa bersalah dengan keadaan. Menghindar dari sosmed beranggapan bisa menyelesaikan masalah, tapi ga tau juga belum ada cara lain yang bisa didapat. Kadang bener-bener merasa ga bisa berguna buat orang lain padahal orang lain ada yang perduli dengan kita. Kejahatan kita dibalas dengan kebaikan mereka yang berada dekat dengan kita. Pengen balas kebaikan mereka tapi nampaknya belum bisa walaupun hanya seujung kuku jari.


Rasanya pengen menghilang sebentar aja ya, lama juga boleh. Dari pada harus menjadi seperti ini.


Cerita di atas boleh kalian tafsirkan seperti apa, tergantung kalian bacanya dari mana. Kadang baca lewat android, iphone, laptop atau di tab biasanya beda. Terserah kalian (bebas kalian).


Kapan bisa ketemu tulisan lagi?

Apa kabar? Semoga baik-baik aja. Terimakasih untuk semua yang udah terlibat dalam tulisan di blog ini, dari mulai tulisan pertama sampai sekarang, dari 2016 sampai 2025. Saya bisa menulis karena bantuan dari kalian semua. Ide, saran, kritik, bahkan tulisan kalian langsung, sangat berarti di sini.


Maaf apabila dalam penulisan saya dari awal sampai sekarang tidak enak untuk dibaca ataupun tidak relevan dengan pembaca, saya minta maaf. Sejatinya saya menulis bukan untuk semua orang, kalaupun tidak cocok berarti bukan untuk anda dan sekiranya cocok juga syukur-syukur.


Sekali lagi terimakasih dan maaf.


Dari berbagai tempat berkumpul menjadi satu. Semua orang mempunyai kisahnya masing-masing. Ga butuh waktu yang lama untuk bisa akrab dengan teman-teman seprofesi, walaupun dari tempat yang berbeda. Sekitar satu minggu kita sudah bisa akrab dengan mereka. Walaupun begitu, yang kita tahu hanyalah sebatas kisahnya sekarang, belum dengan cerita masa lalunya. Latar belakang setiap orang berbeda-beda, jadi ga bisa kita pukul rata dan menilai semua orang itu sama.


Baca juga : SELESAI - Nanga Tayap #3


Orang yang pergi meninggalkan rumah atau lebih mudahnya kita sebut merantau, mereka kebanyakan untuk bekerja memenuhi kebutuhan anak istri di rumah. Itu bagi mereka yang sudah berkeluarga ya. Walaupun begitu, mereka yang belum berkeluarga juga mempunyai kebutuhan sendiri. Membantu orang tua yang ada di rumah atau membahagiakan diri mereka sendiri bisa jadi alasan mereka untuk pergi dari rumah dan mencari penghasilan.


Tapi pernahkah kalian mendengar mereka yang pergi merantau adalah orang yang hatinya tersakiti? Mereka yang sengaja pergi dan memilih kehidupan baru tanpa ada satupun yang mengenali mereka. Mengubah nomor ponsel bahkan ada juga yang sampai memalsukan data diri mereka. /30 September 2024


Di malam hari, kita semua berkumpul untuk berbagi cerita. Mau gimanapun ceritanya ujungnya tetap aja masalah percintaan ga pernah lepas. Saling mengolok satu sama lain karena sudah ditinggal pasangannya dan ada juga yang memberikan masukan kepada yang lebih muda. Cerita sambil ketawa padahal hati ga baik-baik aja. Udah biasa juga kayaknya tiap taun atau bahkan tiap ketemu jadi bahan obrolan dan olok-olokan.


Cerita udah selesai dan waktunya untuk tidur. Bangun tidur dan siap untuk memulai kerja. Kawan tiba-tiba mendekat ke saya, sambil bilang dia habis putus dengan pacarnya. Padahal tadi malam dia yang paling ngakak dengar cerita orang ditinggal pasangannya. Tapi di pagi hari malah dia sendiri yang harus kehilangan dengan pasangannya. Mau ikut ketawa tapi pernah di posisi itu, jadinya kita saling menghargai dan mengingatkan, walaupun ujungnya jadi bahan olok-olokan balik.


Berkumpulnya orang yang patah hati di satu tempat memang seru ya. Mulai dari yang putus dari pacarnya, masalah keluarga, cek cok dengan istrinya di rumah, bahkan benar-benar kehilangan orang yang mereka sayang akibat kematian.


Hampir semua punya kisah yang sama dengan jalan yang berbeda. Mau ngeluh juga sama siapa, kalaupun cerita tadi ya malah jadi bahan olok-olokan. Bertemu dengan teman yang sudah berkeluarga dan punya banyak masalah tapi tetap dia simpan sendiri tanpa keluarganya tahu. Bahkan ia memilih cerita kepada temannya sendiri, padahal kalau dengar ceritanya, orang rumah yang harus tau.


Ternyata ga semua orang harus tau keadaan kita walaupun mereka itu keluarga kita sendiri.



Sore ini hujan lagi seperti kemarin. Rasanya udah lama ga nulis tentang hujan, harusnya hujan punya tempat tersendiri di blog ini dan bisa masuk dalam kategori menu.


Saya memiliki kepercayaan tersendiri mengenai hujan. Saat hujan turun berarti sedang ada yang bersedih, udah itu aja. Entah di belahan bumi mana saat hujan saya akan berpikir ada yang sedang bersedih atau menangis dengan hebat. Tergantung hujannya, semakin deras maka semakin hebat sedihnya. Apalagi ditambah dengan sambaran petir, kayaknya sedihnya ga main-main.

Tapi malam ini hujannya udah mulai reda, berganti dengan gerimis, tandanya sedihnya sudah mulai mereda. Tapi ada kemungkinan malam nanti tambah deras lagi seperti kemarin malam.

Sedihnya seseorang bukan selalu tentang penderitaan, bisa juga kebahagiaan. Namun kebanyakan memang kesedihan kalau hujannya sampai malam hari.

Dulu, saya tidak tahu siapa yang bersedih saat hujan karena sangking banyaknya manusia. Tapi malam ini saya tidak perlu mencari orang yang sedang bersedih itu.



Apa kabar? Udah lama kan ga ditanyain kabar? Iya aku wakili di sini untuk kalian yang lagi baca.


Sebelumnya terimakasih kepada orang-orang yang rutin mengunjungi blog ini. Satu ataupun dua orang, pasti ada yang baca. Percaya bahwa setiap tulisan pasti ada pembacanya. Padahal dulu kalau nulis isinya "kayak ada yang baca aja", sekarang bisa berterimakasih kepada pembaca yang selalu hadir mengunjungi blog ini. Entah siapa juga ga tau.


Baca juga : Belum Ada Judul Malam Ini #1


Kalian datang ke sini karena apa? Apakah karena teman sekolahku? Atau tentang tulisanku? Atau juga bisa karena aku? Maaf ya penggunaan tanda bacanya kalau salah. Bukan bener-bener penulis, cuma iseng ngisi waktu luang. Dan ini juga sebagai sarana untuk memulai kebaikan dalam diri, karena kalau tidak, hidup ini isinya hanya keburukan saja.


Adanya blog ini, sebagai penyelamat disaat tidak ada tempat untuk bercerita. Udah kemakan stigma bahwa laki-laki tidak bercerita. Ternyata ga semua yang disampaikan di sosial media itu buruk.


Balik lagi ke tulisan sebelumnya, yang berjudul Laki-Laki Tidak Bercerita? Di situ udah dibahas ya kalau laki-laki ternyata juga bercerita, walaupun ada sebagian yang memilih tidak bercerita. Contoh tempat untuk bercerita adalah blog ini.


Sosial media yang lain mungkin aja bisa dinonaktifkan dan ga terlalu berpengaruh di kehidupan. Toh ga ada yang perduli kehidupan laki-laki kan? Mau ada ataupun ga ada sosmed yang dipegang laki-laki kayaknya aman-aman aja wkwk. Ga lah ya bercanda, laki-laki lain mungkin masih perlu untuk pekerjaan mereka atau semacamnya, tapi poinnya bukan itu.


Sebelumnya aku sendiri punya akun Instagram yang sekarang udah dihapus. Akun yang dihapus adalah akun utama dan yang pertama kali ku buat. Jadi, akun Instagram yang sekarang sebenarnya adalah akun kedua ku yang awalnya bertujuan khusus untuk blog.


Balik lagi ke akun utama tadi yang sekarang udah ga ada. Dulu memang tipe orang yang jarang main sosial media, hanya sekedar punya aja udah. Udah berapa taun lupa dan iseng nyoba buka akun itu lagi, ehh ternyata bisa. Cuma liat-liat sebentar sebelum memutuskan untuk menghapusnya secara permanen. Dann ya, ga ada berpengaruh sama sekali di kehidupan ini dan ga ada yang perduli juga. Sekarang hanya punya satu akun aja dan ga ada yang perduli juga kan wkwk. Kalau gitu udah bahas Instagramnya, karena kalau diceritain ga cukup tintanya.


Kalau dibilang hidup, kayaknya aku sendiri lebih memilih blog. Walaupun postingnya random aja dan ga rutin, tapi di sini aku hidup dari 2016 sampai sekarang. Membangun dari nol dan sampai sekarang masih nol wkwk. Kalau orang nol terus kayaknya udah ditinggal itu. Tapi maksudnya dari nol adalah bener-bener belajar sendiri, walaupun ada dibantu lewat buku dan saudara, karena semua ini terjadi karena Mas ku yang awalnya punya blog dan aku jadi pengen ikutan buat. Tapi aku sendiri yang masih aktif sampai sekarang. Tulisan ini udah pernah ku tulis di awal blog ini berdiri ya yang judulnya Blog Baru.


Selamat datang di blog ini yang tulisannya bukan untuk semua orang. Kalau kamu ga cocok di tulisan ini, berarti bukan untuk kamu dan ga perlu dicocok-cocokin. Masih banyak judul yang kemungkinan cocok buat kamu.


Blog ini memang benar-benar penyelamat untuk hidup. Orang-orang juga banyak kenal aku lewat blog ini, walaupun isinya amburadul ya wkwk. Tapi balik lagi kayak tadi, sosial media yang lain mungkin bisa dinonaktifkan atau dihapus bener-bener dihapus. Untuk blog ini bakal tetep ada walaupun jarang posting, karena jarang posting bukan berarti ga aktif ya.


Mudah-mudahan masih ada ya blog ini, walaupun ga terlalu berpengaruh untuk orang lain. Niat yang lain blog ini sebagai pengingat dulu pernah nulis dan bisa dilihat kalau udah tua nanti, bahkan bisa sampe ke generasi selanjutnya. Asal tau alamat blognya aja ya wkwk.


Terimakasih.



Katanya kalau ada masalah kudu dibicarain, kok malah dipendam sendiri. Kalian semua pernah denger kan kalimat "laki-laki tidak bercerita". Tapi emangnya bener ya kayak gitu?


Sebelumnya gue udah coba buat survei ke temen-temen mengenai hal ini. Walaupun jumlahnya ga banyak, setidaknya bisa mewakili lah ya. Oh iya, yang pasti survei kali ini gue tanya-tanyanya ke temen cowok ya (laki-laki, pria, jantan, atau semacamnya).


Berbeda dengan tulisan sebelumnya yang berjudul Sifat Wanita, Susah Ditebak. Kalau tulisan ini gue tanya ke temen cewek (perempuan, wanita, betina, atau semacamnya).


Langsung mulai aja kayaknya biar ga panjang-panjang tulisannya.


Apakah anda nyaman menceritakan masalah anda dengan orang lain?




Sebagian besar menjawab Tidak, Mungkin, dan Ya. Tapi kalau dipikir iya juga ya, kadang ga enak kalau kita mau cerita sama orang lain takutnya malah nambah beban dia dan bukannya dapat solusi malah dapat ejekan.

Walaupun memang ada waktunya untuk kita bercerita kepada orang lain sekedar meringankan beban.

Tantangan terberat apa yang anda rasakan dalam hidup saat ini?

  • kerja
  • Nabung nikah
  • Pekerjaan, keluarga dan asmara di dalam waktu yg bersamaan
  • Di beri harapan setinggi langit Lalu di kecewakan keadaan sedalam lautan
  • Rasa rindu kepada orang tua yang sudah tiada dan tidak dapat bertemu kembali didunia
  • Ekonomi
  • Kehilangan orang yang disayang
  • ...
  • Susah mencari pekerjaan
  • Menghadapi ketidakpastian dan keraguan diri
  • Cari duit untuk kawin
  • Diri sendiri
  • Permasalahan ekonomi
  • Mungkin untuk saat ini hanya itu aja sih
  • Dikejar umur, tapi belum jadi apa2 (bekerja)
  • Belum bisa membanggakan orang tua
  • Kepooo
  • Terpaku ke obat obatan terlarang
  • Mengejar karir atau membahagiakan orang tua
  • semuanya
  • Ingin mencoba sesuatu takut dengan resiko, jika tidak mencoba takut menyesal
Banyak juga ya ternyata yang nyampein pendapat mereka. Tapi kebanyakan memang ga lepas dari masalah ekonomi ya. Apalagi mereka yang udah punya pasangan dan udah dikejar umur buat nikah.

Laki-laki juga diberatkan dalam berbagai hal ya. Mulai dari ekonomi, keluarga, masa depan dan yang lainnya. Sampai terkadang mereka lupa dengan diri sendiri karena sibuk membantu orang lain seperti keluarga ataupun pasangan.

Siapa si yang ga kepengen nikah? Semua juga pengen, cuma memang banyak faktor yang buat kita terlambat ke jenjang tersebut. Melihat teman kita yang udah pada sukses dan menikah rasanya ikut seneng dan ada sedih di dalamnya, berpikir "kapan ya giliranku?"

Rasa penasaran juga ada dalam diri laki-laki. Pasti pernah mikir kan, mau sampe kapan hidup kayak gini? Harus coba hal baru, tapi takut gagal, kalau ga dicoba malah menyesal. Serba salah.

Ternyata masalah laki-laki ga beda jauh ya.

Kalau kalian ada masalah, ceritanya kemana?



Ternyata banyak yang lebih milih cerita ke teman ya. Kalau lagi kumpul isinya cuma sambat aja yang ada dan adu nasib. Tapi di balik itu biasanya membuahkan solusi. Kalaupun ga ada solusi seenggaknya bisa ngurangin beban karena udah dibagi sama yang lain.

Keluarga yang bisa mengerti kita juga termasuk anugerah. Walaupun kadang solusi yang mereka berikan bertentangan dengan apa yang kita butuhkan.

Ahh berat juga ya ternyata. Tapi hebatnya lagi mereka yang masih bisa memendam masalah mereka sendiri tanpa koar-koar, walaupun rasanya udah pengen diluapkan.

Dari semua itu ternyata yang memilih untuk bercerita ke pasangan sangat sedikit. Kemungkinan mereka tidak ingin menambah beban pasangan yang takutnya malah dikasihani bukan dicintai. Mereka juga beranggapan pasangan ga perlu tau apa susahnya kita di luar, mereka hanya perlu tau hasilnya saja.

Tapi bagi mereka yang curhat kepada pasangannya juga ga ada salahnya selama pasangan mereka mengerti. Kalau sama-sama mengerti bakalan nyaman karena bisa saling berbagi.

Seberapa nyaman anda menceritakan masalah kepada orang lain?


Keterangan : 1-5 (tidak bercerita - sangat perlu bercerita)

Walaupun di awal mereka pengen bercerita tentang masalah hidupnya, ternyata mereka tetap merasa tidak nyaman bercerita kepada orang lain. Tidak ada yang benar-benar nyaman saat bercerita dan berbagi masalah dengan orang lain.

Apa yang anda pikirkan pertama kali saat ingin menceritakan masalah anda kepada orang lain?


  • Kepercayaan
  • Mendapatkan saran, dukungan dan solusi
  • Takut si pendengar memberi Reaksi dan solusi yg tidak menyenangkan jadi lebih Baik nya tidak terlalu berlebihan dalam bercerita tentang masalah kita
  • Tanggapan atau respon dari orang tersebut
  • Ketenangan
  • Aman tidak ya
  • ...
  • Tidak percaya sama orang
  • Dapat menemukan sudut pandang baru dari masalah kita
  • Minjem duit
  • Rasa lega
  • Apakah hal ini mengganggu merekanatau tidak
  • tidak ada soalnya kan udah se frekuensi udah dari lama
  • Orang ini bocor nggak ya/ bisa jaga rahasia
  • Apakah dia akan menceritakan masalah saya pada orang lain
  • Mencari solusi
  • Tidak a
  • Takut di beberkan ke orang lain
  • ragu
  • Respon dari lawan cerita apakah sesuai dengan yg diharapkan
Alasannya macem-macem juga ya ternyata wkwk. Cari aja jawaban kalian yang mana itu.

Dukungan yang anda harapkan?



Mungkin karena udah dewasa jadinya kebanyakan memilih untuk mendapatkan saran dan solusi. Ibaratnya ga bertele-tele lah. Walaupun gitu mereka juga pengen didengar aja tanpa harus kalian olok-olok.

Menurut anda, laki laki perlu solusi atau dimengerti saat sedang dalam masalah



Tapi kalau cuma dihadapkan dengan dua pilihan, ternyata agak berat juga ya, selisihnya ga begitu jauh.

Kenapa laki-laki tidak bercerita?


  • malu
  • Karna laki laki harusnya kukur kukur endog
  • Karena kami tidak mau berbagi penderitaan kepada sekeliling kami
  • Harus diselesaikan dahulu
  • Tidak semua masalah bisa di selesaikan dengan curhat dan cerita ,Laki-laki bercerita namun bukan kepada manusia mengeluhkan masalah dengan manusia belum tentu ada solusi tetapi jika mengeluh kepada TUHAN sudah pasti akan ada solusi
  • Lebih menyimpan masalah nya sendiri dan tidak mau membuat orang tersebut tidak nyaman dengan apa yang kita rasakan atau hadapi dalam hidup ini.
  • Takut menambah masalah
  • Karena tidak lebay
  • ...
  • Laki2 tidak mau menyusahkan orang lain
  • Malas
  • Karena ingin terlihat kuat
  • Mane lh aku tau, mungkin die malu kali same gengsi
  • Maybe belum tentu orang akan dapat memberikan jalan keluar
  • Karena takut diremehkan
  • Laki laki tidak bercerita diam diam punya mx king solo stayle
  • Jika hal tersebut masih bisa diatasi sendiri
  • Tidak akan
  • Karena lebih suka memendam masalah sendiri
  • Sejati nya laki”tidak akan pernah bercerita
  • Karena malas untuk berdebat
  • ————-
  • cerita jika sudah mabuk berat
  • Ketika menghadapi masalah emosional atau rasa sakit, laki-laki sering kali memilih untuk berpikir bahwa perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

Kenapa laki-laki perlu bercerita?


  • malu
  • Ga perlu, laki laki = hidup, kerja, mati ✔️
  • Agar tidak gila
  • Untuk mendapatkan kebahagiaan bersama
  • Adakalanya jangan memendam masalah sendiri curhat lah kepada temen/keluarga agar meringankan masalah kita, sekiranya mereka memberikan solusi baik
  • Supaya bisa meringankan atau sedikit mengurangi beban pikiran yang ia hadapi.
  • Meringankan beban
  • Agar tidak stress
  • ...
  • Perlu solusi sama orang
  • Gak perlu,unfaedah
  • Karena dapat mengurangi beban emosi
  • Karena laki-laki juga punya hati dan perasaan yang ingin diungkapkan
  • Untuk mendapatkan pencerahan
  • Untuk menenangkan pikiran, walaupun masalah ga akan selesai tapi setidaknya pikiran jadi tenang
  • Laki laki tidak bercerita diam diam punya mx king solo stayle
  • Karena kadang kita perlu masukan orang lain
  • Tidak akan
  • Meringankan beban emosional
  • Ngk perlu cukup di rasakan
  • Supaya bisa cari solusi
  • Supaya tidak gila 😅
  • agar tidak bunuh diri
  • Untuk mengekpresikan perasaan mereka bahwa laki-laki juga ingin didengar. Laki-laki tidak sekuat itu, mereka hanya sok kuat wkwkwk

Ada komentar atau masukan tambahan?


  • Tidak ada
  • Tetap hidup meskipun ga berguna
  • Memohonla pada yg maha kuasa.
  • Jika ingin bercerita keluh kesah, ceritalah kepada orang yang sudah sangat anda percayai dalam hal apapun.
  • Untuk saran saya, pertanyaan no.3 itu sebaiknya diberikan jawaban "yang lain". Supaya orang yang tidak memiliki tempat untuk bercerita bisa lebih memiliki jawaban nya sendiri.
  • Selebihnya sudah bagus. Terima kasih.
  • Mantapp
  • Dunia ini Fana
  • No komen
  • Sekian terima kasih
  • Netral aja lh gua
  • Lebih baik bercerita daripada di pendam sendiri
  • kurang lagi pertanyaannya
  • Laki2 boleh bercerita kepada siapapun ia mau. Jangan terlarut dalam bebanmu sendiri dan merasa bisa tanpa orang lain. Karena kadang adanya orang lain dapat memberi prespektif yang berbeda dan tak pernah kau pikirkan sebelumnya.
  • Laki laki suka memikirkan masalahnya sendiri
  • Laki”tidak bercerita tiba”di kota orang😁🤣
  • Tidak
  • lelaki bukan tidak bercerita melainkan laki laki melilih tempat untuk bercerita
  • Jangan banyak bicara jika belum punya pencapaian, karna omonganmu tidak akan didengar. Jika tidak ada tempat cerita cari cara untuk mengekspresikan perasaanmu entah melalui tulisan, membaca dan masih banyak yg lainnya.
Jawaban laki-laki ternyata beragam ya, mulai dari yang bercanda sampai serius. Mungkin itu cara mereka untuk menutupi masalah.

Terimakasih yang sudah berpartisipasi dalam tulisan ini. Sebenarnya cuma untuk berbagi kisah aja dan ditampung di tulisan ini. Ternyata banyak juga setelah dikumpulin.

Iseng juga awalnya buat tulisan ini.

Sekali lagi terimakasih.



Bertambahnya usia bukan berarti bertambah juga kedewasaan seseorang. Iya, kita sering dianggap belum dewasa di mata orang lain. Bertingkah seperti halnya anak kecil, membuat banyak kesalahan, bahkan masih bisa melukai orang lain. Padahal kita udah merasa lelah menjadi dewasa di tempat lain dan ingin menjadi anak kecil di tempat yang lainnya. Tapi harus diakui itu semua juga salah.


Baca juga : Main Character 


Umur bukan patokan untuk menilai seseorang itu dewasa atau bukan, tapi umur masih saja menjadi tempat yang disalahkan seseorang bila tidak bersikap dewasa. Harus diakui juga kalau semua itu benar.


Bertambahnya usia, lebih banyak merasakan kesedihan ketimbang kesenangan. Senangnya cuma saat kita sadar bahwa masih diberi kesempatan untuk hidup memperbaiki diri. Selebihnya merasa sedih karna bertambahnya usia ini belum bisa menjadi apa-apa. Harapan orang tua, saudara, keluarga, teman, bahkan pasangan, ternyata belum bisa kita wujudkan untuk memenuhi harapan mereka.


Bukan masalah ucapan ataupun hadiah yang kita terima. Udah ga terlalu mikirin yang masalah begituan. Benar-benar dihadapkan dengan tanggung jawab yang ga main-main. Tapi bodohnya, kenapa kita masih di sini aja tanpa melangkah sedikitpun, bahkan bisa dikatakan mundur. Sebelumnya terimakasih bagi orang-orang yang sudah mengucapkan selamat dan doa untuk mereka yang sudah bertambah usia. Walaupun sifatnya bukan barang, tapi itu sebenarnya yang dibutuhkan.


Yang dipikirin bukan diri sendiri. Dengan bertambahnya usia kita, bertambah juga usia orang tua kita di rumah. Mereka juga bertambah tua bukan? Apa yang udah kita berikan kepada mereka dan apa juga yang udah bisa kita banggain ke mereka?


"harus jadi lebih dewasa", kalimat ini yang sering muncul di usia sekarang. Ga ada yang salah dengan kalimatnya, yang salah kita.


Dewasa ini semakin banyak kehilangan sesuatu yang kita cintai. Maknanya bukan melepaskan, tapi menyelamatkan.


Udah ya jangan banyak-banyak nulisnya. Dikira cuma banyak omong doang nanti.



Menjadi pemeran utama sepertinya menyenangkan sekaligus bisa menjadi beban. Kalian yang terlahir menjadi MC di kehidupan ini mungkin merasa beruntung karena melakukan sesuatu terasa lebih mudah. Terlahir menjadi MC juga memiliki kebanggaan tersendiri dibandingkan dengan terlahir menjadi karakter yang lain. Walaupun ga semua orang ingin menjadi MC.

Baca juga : Januari 2025

Balik lagi di masa sekolah, yang selalu mendapat juara dan menjadi kebanggaan guru dan murid lainnya. Rasa percaya guru kepada murid unggulan ini juga tinggi, saat mereka melakukan kesalahan pun guru tidak percaya. Menjadi pemimpin bagi teman-temannya, bisa menjadi ketua kelas, ketua OSIS, ketua panitia, bahkan bisa menjadi panutan dan contoh bagi murid yang lainnya.

Menjadi MC memang kebanggan tersendiri tapi dibalik itu semua mereka menanggung beban yang bisa dibilang cukup berat. Menanggung nama dan gelar "orang baik". Walaupun mereka sebelumnya melakukan kesalahan dan guru tidak percaya, tapi lambat-laun mereka akan menilai kita kenapa orang baik ini malah berbuat kesalahan terus. Yang biasanya juara 1 tapi tiba-tiba malah juara 2 jadi bisa dipertanyakan. Karena memang sejatinya mempertahankan lebih sulit ketimbang menaikkan peringkat. Sama halnya dengan menjaga nama baik lebih sulit ketimbang berbuat baik.

Menjadi MC ternyata ada masanya juga. Ada yang dari MC menjadi NPC, NPC menjadi MC, MC seumur hidup, dan bisa juga ditengah-tengah.

Ketika pemeran utama gagal, semua akan benar-benar menilai. Dan bagi penyandang gelar ini pasti merasa frustasi karena sudah terbebani dengan kepercayaan orang lain. Di kehidupan nyata banyak MC yang gagal ketimbang mereka di masa lalu yang selalu berhasil. Padahal gagal itu juga manusiawi tapi yang membuat berbeda adalah mereka dulunya adalah MC bukan NPC.

Saat NPC berhasil mereka akan dipuji tapi saat MC gagal mereka akan ditinggal.

Menjadi orang yang dulunya serba berhasil dan bisa diandalkan namun sekarang malah menjadi orang yang sering gagal merupakan beban yang teramat berat untuk dipikirkan. Mendapat cemoohan dari orang lain yang dulunya memuji kita dan malah dibandikan dengan karakter yang dulunya biasa aja tapi sekarang malah mereka yang menjadi MC nya.

Tulisan ini tentunya ga untuk semua orang. Yang relate aja.


Aku, gue, saya, ini mana yang bener. Besok udah bulan Februari. Sedangkan bulan Januari ini rasanya masih belum bisa terpisahkan dengan tahun lalu, ibaratnya kayak tahun 2024 itu punya bulan sampe 14. Eh 13.

Untuk penutup tulisan Januari 2025, gue masih mau bahas tentang masa lalu. Bukan sama dia ya, tapi maksudnya tahun lalu.

Baca juga : Januari bagian #2

Gue telat sadar kalau ternyata rencana itu ga perlu digembar-gemborkan sampe semua orang tau. Jangankan sampe semua orang tau, sedikit aja yang tau biasanya malah jadi kacau ga sesuai dengan apa yang kita udah rancang sebelumnya.

Padahal niatnya untuk sekedar nanya atau cari bantuan dengan cerita ke teman atau keluarga tapi ternyata ga semua harus diceritain ya. Cukup satu dua orang aja yang memang bener mau jaga rahasia dan bantu kita, kebanyakan kalau cerita yang ada malah banyak menjatuhkan dan ga senang liat kita maju. Dari orang ga senang itu lah biasanya rencana kita ga berjalan sesuai rencana. Padahal ga ngerugiin mereka juga kan.

Ga ada patokan juga kalau kita simpan sendiri bakalan berhasil tapi seenggaknya kalau mau cerita ya yang pasti-pasti aja dulu. Kalau sifatnya masih belum pasti jangan diumbar kemana-mana takutnya gagal cuy.

Setiap hari memang harus ada perubahan baik walaupun itu kecil. Buat kalian sebelumnya yang udah punya rencana di akhir tahun lalu tapi gagal, tetep semangat ya (cieee jarang kan disemangati?). Siapa tau tahun ini adalah tahun kalian, mudah-mudahan tahun gue juga. Kalau bukan Januari ini, mungkin besok Februari. Karna perubahan ga harus terjadi di awal tahun kan? Lagian ini kalender Masehi, masih ada kalender Hijriah ataupun Cina. Kalau kalender Jawa, sama ga?

Intinya tetap tenang ya kalau itu belum pasti, kalaupun pasti jangan terlalu digembar-gemborkan takutnya gagal. Sebenernya ga ada hak juga gue ngelarang kalian, ini cuma berbagi aja apa yang udah orang-orang alamin sebelumnya.

Yang udah baca dari awal sampe akhir boleh kalian tinggalin kata atau kalimat di kolom komentar, ataupun tinggalin huruf aja deh ga apa wkwk (kayak ada yang baca aja).

Selanjutnya mau nulis apa?


Udah bosen kali ya karna udah sering ditulis juga. Pas ga ada kerjaan bener-bener ga ada sama sekali kerjaan, tapi pas udah ada kerjaan malah info ajakan buat kerja baru berkeluaran. Loe selama ini kemana aja yak?


Akhir tahun kemarin gue putusin buat ninggalin Pontianak. Bukan buat kerja tapi sekedar ngelupain penatnya hidup dan sedikit mencari info lewat temen. Pas itu ga mikirin tu nanti kerjanya gimana, karna ya memang lagi susah-susahnya buat nyari kerja. Modal nekat aja waktu itu pergi sama temen berdua.

Pada dasarnya gue waktu itu udah penat juga sama kehidupan yang gini-gini aja. Tahun kemarin total mungkin ada sekitar 7 kali pindah pekerjaan. Banyak faktor mulai dari kerjaannya sendiri, bos, ataupun memang waktunya yang sebentar. Coba ngobrol sama temen untuk pindah haluan pekerjaan, karna memang udah masanya jenuh sama pekerjaan ini. Temen ada yang nyaranin buat ambil kuliah kalau memang mau pindah haluan, atau mungkin lanjutin bisnis keluarga walaupun masih skala rumahan. Hmm, bener-bener sulit sebenernya buat nentuin langkah kedepannya gimana tapi ga mau kalau terus di posisi ini.

Ini memang banyak resiko juga kalau kita ambil sesuatu yang belum pernah kita lakuin sebelumnya. Tapi kayaknya memang dari sekolah tingkat MA udah berani ambil resiko. Kayak misalnya ngambil jurusan IPS yang padahal awalnya gue ngambilnya IPA. Udah bener ngambil IPA dan mudah aja sebenernya cuma mikir aja hidup kayaknya lurus aja kalau ngambil IPA ga ada tantangannya. Ehh sekarang malah ngerasain sendiri tantangannya wkwk (ketawa tapi terluka). Tapi ga ada penyesalan karena itu udah pilihan sendiri.

Pekerjaan ini ga ada masuk dalam list cita-cita. Tapi namanya hidup ga akan ada yang tau kita kedepannya gimana. Selagi itu pilihan kita maju terus aja karna kita yang jalanin hidup ini.

2025 nyoba bener-bener pindah haluan. Awalnya lancar aja tapi... Bentar ya cerita dulu kalik. Sebelumnya ga ada tawaran tapi setelah ada tawaran malah bejibun dan bingung mau pilih yang mana. Alhasil diiyakan semua dan mana yang cepat itu yang gue ambil. Ehh beneran hari itu juga ada 2 tawaran tapi mau gimana harus pilih salah satu. Waktu itu masih mikirin karna pindah haluan jadi pilih yang memang belum pernah gue kerjain.

Resiko emang besar ya karna belum pernah sebelumnya ngelakuin ini tapi hidup ini kayaknya penuh resiko, dari dulu juga apa-apa emang ambil yang banyak resikonya. Sekali untung lumayan tapi sekali buntung ya habis juga wkwk (ketawa tapi terluka).

Akhirnya ga lama juga. Ga nyesal, seenggaknya udah nyoba sesuatu yang belum pernah dilakuin. Dan memang doanya terkabul buat pindah haluan walaupun akhirnya ga lanjut lagi.

Hal ini ga harus kalian lakuin terlebih kalian yang udah berkeluarga malah jadi masalah nantinya. Karna emang beneran ambil resiko, sekali gagal ya gagal dan mulai lagi.

Tulisan kedua sampe sini aja dulu.


Apa kabar semuanya? Mudah-mudahan baik semua ya. Aku tau kalian di sana pasti ada yang ga baik-baik aja tapi berusaha untuk tetap bersikap biasa aja.

Baca juga : Musik Menjadi Teman

Sekarang udah bulan Januari tahun 2025. Oh iya, ini adalah tulisan pertamaku di tahun ini. Tapi untuk bagian #1 ini, aku bakalan kasih ke kalian tulisan yang seharusnya aku post untuk Desember tahun lalu. Dikarenakan kesibukan dan pengumpulan niat yang ga serius, ditambah lagi seharusnya tulisan ini belum seutuhnya selesai. Tapi kalau dilanjutin udah bingung mau kayak gimana lagi. Tenang, intinya tetep dapet kok.

Tulisannya di bawah sini ya....

Kegagalan Rencana


Tahun 2024 beneran mau habis, siap ga siap harus menyambut tahun 2025. Kalau balik lagi ke belakang dari awal Januari sampai sekarang ini, banyak rencana yang ternyata tidak terwujud dan ga sesuai dengan apa yang sudah kita rancang sebelumnya.

Kalian sendiri gimana? Di tahun ini banyak kegagalan atau keberhasilan yang kalian dapatkan? Semoga banyak berhasilnya ya. Walaupun sejatinya semua itu relatif, gagal di kita belum tentu juga gagal di orang lain. Semua orang memiliki target masing-masing yang ingin mereka gapai.

Yang jadi pertanyaan, kenapa rencana bisa gagal? Padahal di pikiran kita semuanya bakalan berjalan mulus, tapi kenyataannya zonk juga.

Faktor Umum yang Menyebabkan Rencana Gagal


1. Perubahan Situasi yang Tidak Terduga


Walaupun kita sudah merencanakan sesuatu bukan berarti semuanya sudah aman. Contoh saja saat kita sudah mempunyai target untuk membeli sesuatu tapi tiba-tiba uang yang sudah kita kumpulkan ternyata dicuri orang. Saat-saat yang sudah kita tunggu sudah di depan mata tapi ada aja yang buat kita gagal untuk mendapatkannya.

Banyak sekali hal yang ga terduga mampir di kehidupan kita, entah itu hal yang buruk atau bisa juga hal yang baik yang mengharuskan kita lebih mengutamakan kepentingan orang lain dulu ketimbang kepentingan diri kita sendiri. Tapi semua itu pasti ada hikmah yang bisa kita ambil di dalamnya.

2. Kurangnya Perencanaan yang Matang


Rencana yang alakadarnya sering kita anggap sepele, ternyata berpengaruh dalam tujuan akhir kita. Menganggap semua hal itu enteng dan dapat berjalan dengan mulus. Hanya modal berandai-andai tanpa ada perencanaan yang matang. Sedangkan yang sudah direncanakan dengan matang saja masih bisa gagal, apalagi yang ga ada perencanaan sama sekali.

3. Faktor Eksternal 


Gaya hidup yang sering berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman, ternyata bisa menjadi tolak ukur keberhasilan kita juga. Sering mengikuti trend yang ga sehat atau bahkan kesannya memaksakan keadaan malah membuat kita menjadi terlena dan lupa dengan tujuan awal kita. 

Gimana Perasaan Kita?


Kecewa sudah pasti, karena usaha yang telah lama kita lakukan ternyata tidak bisa membuahkan hasil. Perasaan marah tak lupa pasti akan datang juga walaupun setiap orang memiliki tingkat yang berbeda-beda saat marah. Frustasi yang berkepanjangan yang membuat kita kehilangan arah sampai-sampai kita terlalu menyalahkan diri sendiri karena tidak becus dalam menggapai tujuan.

Merasa bahwa kita sama sekali tidak kompeten di bidang yang sedang kita geluti ini dan mulai memikirkan untuk pindah haluan. Tapi dengan datangnya kegagalan ini akan membuat kita sulit dalam menerima motivasi. Seakan-akan yang dibicarakan hanyalah omong kosong belaka. Mata kita sudah tertutup gelap dengan kegagalan.

Itu tadi tulisan yang seharusnya aku post di Desember tahun lalu. Segini aja dulu ya untuk bagian #1 ini. Rencana ada bagian yang lainnya, tapi semua itu baru rencana dan belum tentu juga terealisasikan. Tapi mudah-mudahan aja ya.

Sampai jumpa lagi....