Musik telah ada sejak zaman prasejarah. Awalnya, manusia menggunakan suara dan benda-benda di sekitar mereka untuk menciptakan ritme. Seiring berjalannya waktu, musik berkembang menjadi lebih kompleks dengan munculnya alat musik dan sistem notasi.


Baca juga: Menghargai Setiap Kehadiran Sebelum Datangnya Kepergian


Kalau di sekitar kalian ga ada teman ataupun seseorang untuk bercerita, apa yang akan kalian lakukan? Melakukan hobi, menonton video, bicara dengan diri sendiri, atau dengerin musik? Hmm kayaknya lebih enak dengerin musik aja ya sesuai dengan suasana hati kita.


Kenapa Seseorang Bisa Nyaman Mendengarkan Musik?


Selama beberapa tahun terakhir, para peneliti mengumpulkan beberapa temuan mengenai tujuan seseorang mendengarkan musik.


Dikutip laman Psychology Today, berikut lima alasan mengapa kita sering mendengarkan musik:

  1. Mendapatkan perasaan bahagia
  2. Musik dapat mengatur suasana hati
  3. Musik membangkitkan nostalgia
  4. Menarik secara estetika
  5. Musik dapat mengekspresikan identitas


Mood Booster 


Saat di Nanga Tayap kemarin, kami memiliki bagian masing-masing dalam pekerjaan. Dalam bekerja, kami ada yang secara berkelompok dan ada juga yang sendirian. Kebetulan saya bekerja secara berkelompok pada saat itu, dan teman saya yang satunya bekerja sendirian. Kami mulai bercerita satu sama lain dan saya sebenarnya sempat merasa kasihan karena teman saya selalu bekerja sendirian. Dia juga bercerita untuk mengatasinya agar ga kesepian, dia sering mendengarkan musik untuk menjadi teman saat dia sedang bekerja.


Hmm, menarik ya. Pilihan yang tepat saat tidak ada seseorang yang bersama kita dan pada akhirnya kita memilih musik untuk menemani kita dalam kegiatan sehari-hari contohnya saat kita sedang bekerja.


Ga cuma saat kerja aja sebenarnya. Belajar, membersihkan rumah, mencuci piring, bahkan tidur juga bisa ditemani dengan musik dan biasanya akan membantu kita jadi semangat saat melakukan aktivitas.


Lagu Sedih VS Lagu Bahagia


Banyak yang mengira saat kita post cerita menggunakan lagu yang sedih maka secara otomatis kita dianggap sedang sedih juga. Ada benernya juga tapi kayaknya kebanyakan dari mereka melakukan hal tersebut karna suka aja dengan lagunya atau mungkin juga mereka lebih suka suasana yang sedih dibandingkan yang bahagia walaupun aslinya mereka ketawa-ketiwi ga jelas.


Sekarang memang lagi enak-enaknya dengerin lagu yang sedih. Kayak bisa naikin mood aja jadi tambah semangat gitu. Aneh kan ya padahal itu lagu sedih.


Dilansir dari Psychology Today, akumulasi bukti ilmiah menunjukkan bahwa kesenangan menikmati musik sedih terkait dengan kombinasi dari faktor-faktor berikut ini:

  1. Nostalgia 
  2. Emosi pengganti
  3. Hormon prolaktin
  4. Empati
  5. Regulasi suasana hati


Jadi kalian lebih suka mana lagu sedih atau bahagia?


Setiap Masa Ada Lagunya Sendiri


Kalian bener-bener galau tahun berapa? 2021, 2022, 2023, atau tahun ini? Kayaknya setiap tahun ada lagunya sendiri ya yang mewakili perasaan kita.


Kayak misalnya ni kita udah suka banget sama lagu ini karna pas banget sama yang sedang kita alami. Kita berpikir bahwa lagu ini bakalan abadi dan ga ada penggantinya di tahun selanjutnya dan akan selamanya menjadi lagu favorit kita. Nyatanya semua ada penggantinya untuk masa depan. Lagu yang kita anggap bakalan kita sukai selamanya ternyata bisa dengan mudah mendapatkan penggantinya. Karena suasana yang kita alami udah berbeda lagi.


Walaupun begitu, ga semudah itu juga buat ngelupain lagu yang udah bawa kita sampai sejauh ini. Seandainya kita balik dengerin lagu favorit kita dulu, pasti kenangannya akan ikutan balik juga.


Jangan Menyimpan Seseorang di Lagu


Ga ada kapoknya ya buat kalian yang suka nyimpan seseorang di lagu. Niat hati mau dengerin lagunya malah keputar masa lalunya. Susah juga kalau itu ternyata lagu favorit kita. Mau ga mau ya harus dengerin sampai selesai, walaupun kita masih bertanya-tanya kenapa bisa selesai secepat ini.


Lagu dan parfum adalah contoh orang biasa menyimpan seseorang di dalamnya. Ada lagi biasa menyimpan di suatu tempat seperti warung makan, sekolah ataupun tempat yang lainnya yang seharusnya ga kalian simpan di sana.


Dengerin lagu memang seru ya, tapi kadang bisa buat kita sampai lupa dengan waktu. Kadang sempat mikir juga, kayanya cuma lagu aja yang bisa ngerti perasaan kita.


Spotify udah premium?


Sumber:



Judul di atas kayaknya lebih cocok diganti menjadi "Perpisahan" aja deh, daripada ribet-ribet. Tapi kalau perpisahan identik ke seseorang, jadinya kita ga bisa menilai sesuatu yang lain. Bukan ga bisa tapi lebih tepatnya mempersempit kita untuk menilai hal yang lain.


Ternyata pertemuan dan perpisahan banyak memberikan kita pelajaran dalam kehidupan. Sudah menjadi hal yang wajar dalam hidup yang namanya pertemuan dan perpisahan. Dari kalian yang lagi baca sekarang pasti juga punya pengalaman tentang perpisahan bukan?


Di penghujung bulan November ini banyak sekali pertemuan dan perpisahan yang kita lewati. Mungkin lebih banyak ke perpisahannya.


Teman, pasangan, pekerjaan, pendidikan, keluarga, dan masih banyak lagi yang lainnya adalah salah satu contoh hal yang dapat meninggalkan kita.... (Tulisan tidak selesai).


Selamat datang di bulan Desember. Oh iya, tulisan di atas adalah tulisan yang saya tulis di bulan November dan ga bisa selesai di bulan tersebut. Alhasil saya lanjutin tulisannya di bulan Desember ini.


Baca juga : Menuju Akhir 2024


Meninggalkan bulan November yang penuh dengan perpisahan. Katanya November itu harus ceria makanya ada yang bilang November ceria. Tapi kenyataannya banyak dari kita yang ga merasa ceria di bulan tersebut.


Desember, semoga dipertemukan dengan hal-hal yang baik. Pekerjaan yang baik, lingkungan yang baik, teman-teman yang baik, dan hal-hal baik yang lainnya. Penghujung tahun ini adalah penutup bagi kita yang merasa kehilangan, baik merasa kehilangan arah ataupun jati diri.


Benar-benar hilang. Yang sebelumnya bisa tampil dengan percaya diri, sekarang malah harus tenggelam di dalam lautan yang dalam dan ga berani muncul di permukaan.


Tahun yang baru akan segera tiba. Tapi kenapa kita masih membawa perasaan yang lama dan sangat sulit untuk dilupakan. Padahal itu semua adalah pembelajaran bagi diri kita buat bangkit melangkah ke tahun 2025 nanti.


Halahhh ngomong doang bisanya.



Satu Bulan, lagu dari Bernadya. Iya satu bulan, ga sampai dua bulan lagi kita udah masuk tahun 2025. Selama ini kita ngapain aja di 2024? Ngang ngong ngang ngong aja atau gimana?


Cerita di tahun 2024 ini ga jauh-jauh dari pekerjaan. Kayaknya tahun ini kalau ngomongin kerjaan agak susah ya buat cerita baiknya. Walaupun dari semua pekerjaan di tahun ini pasti ada hal baik yang kita dapatkan, namun ada juga yang buat kita merasa lelah. Salah ga ya kalau kita merasa lelah dan mengeluh? Harusnya kita sebagai laki-laki ga boleh berlarut-larut dalam kesedihan kayak gini. Harus bisa bangkit dan kembali berjuang lagi. Secapek-capeknya kita masih capek orang tua.



Kalau dipikir kita kerja selama ini untuk menghidupi diri kita sendiri aja masih susah ya. Padahal gaji juga untuk kita sendiri. Sedangkan orangtua yang gajinya dibagi untuk kesana-kemari masih bisa dan ga mengeluh di hadapan kita.


Tapi ga bisa semua dipukul rata karena ada di antara kita yang di keluarganya menjadi sandwich generation, tulang punggung keluarga yang harus menghidupi keluarganya dari jerih payahnya.


Cerita di tahun ini kayaknya memang agak susah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. perbandingannya sedikit sekali antara yang nyaman dan yang ga nyaman. Mulai dari pembayaran yang sulit, lingkungan kerja yang kurang sehat, sampai pengaturan kerja yang kurang baik.


Buka sosmed juga isinya orang yang pada kena PHK. Ikut sedih juga ya lihat berita yang kayak gini. Mereka yang sudah lama bekerja harus rela kehilangan pekerjaan mereka. Ga hanya itu, mereka yang fresh graduate berbondong-bondong melamar pekerjaan dan hasilnya zonk juga. Harusnya kita masih bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi ya gini, isinya banyak tipu-tipu.


Seakan mereka yang di atas bebas mengatur yang di bawah tanpa ada belas kasih sedikitpun. Hak yang diambil tapi kewajiban harus segera terpenuhi. Tahun ini kayaknya bener-bener susah ya kalau ngomongin tentang pekerjaan, walaupun ada beberapa pekerjaan yang masih bisa masuk kategori layak (manusiawi).


Tapi 2024 belum berakhir, semoga di akhir-akhir ini masih ada keajaiban. Biasanya di akhir-akhir kayak gini sesuatu yang ga terduga datang.



Superhero aja bisa kalah apalagi kita si manusia biasa. Bener-bener ga bisa sampai dengan yang udah ditargetkan. Rencana sampai akhir tahun malah berhenti di tengah jalan. Tapi mau gimana lagi, ya udah semua udah selesai.


Baca juga : SINYAL - Nanga Tayap #2


Semua ga nyangka, diri sendiri juga ga bisa berkata-kata lagi. Kayaknya semua udah dirancang sedemikian rupa biar berhasil dan menghindari sedikit masalah. Tapi malah semua berkebalikan dan akhirnya malah gagal. Ga tau ya ini gagal menurut saya sendiri bukan menurut mereka.


Mereka yang berpikiran bahwa saya ga akan menyerah akhirnya tumbang juga. Biasanya ga pernah tiba-tiba berhenti di tengah jalan, kalau udah melangkah ya harus diakhiri sampai selesai. Dan biasanya juga kalau udah nentuin target pasti harus bisa tercapai dulu baru bisa pulang. Tapi angin mana yang membuat saya bisa pulang meninggalkan kebiasaan yang sudah dirancang sedemikian rupa?


Empat bulan harusnya bisa ya. Karena biasanya bisa sampai lebih. Ah entah bingung, megang kepala, sambil napas.


Udah selesai gitu aja ya ternyata.


Saya pulang.



Tahun ini banyak sekali kejadian yang membuat diri kita jatuh dan terlena hingga terbawa arus. Dimana kita yang dulu yang selalu baik kepada orang lain, tidak pernah berkata kasar dan selalu murah senyum kepada orang yang lebih tua dari kita.


Dulu


Semua tokoh yang kita idolakan dulu, semakin hari semakin membuat kita tambah benci dengan mereka. Polisi dan tentara yang merupakan cita-cita kita dari kecil malah membuat kita hilang kepercayaan kepada mereka. Segala sesuatu yang mereka perbuat sepertinya salah di mata kita. Tidak seperti dahulu kita melihat mereka sebagai sosok pahlawan.


Baca juga : Yang Katanya Bulan Kemerdekaan


Masih banyak sosok yang kita banggakan dulu kini berubah menjadi hal yang menakutkan bagi kita. Ah mengerikan bila terus dibayangkan. Guru, Dokter, Presiden, bahkan cita-cita kita yang ingin membuat rumah tangga yang harmonis ternyata bisa juga dihancurkan begitu saja dengan rasa kepercayaan yang semakin menurun.


Sama seperti tulisan di awal, "dimana kita yang dulu" yang selalu pergi untuk mencari ilmu dari pagi sampai petang. Lupa waktu untuk berbuat maksiat. Yang kita tau hanya beribadah dan membuat bangga kedua orang tua kita. Iya, kita kehilangan diri kita yang dulu karna terlalu mudah terbawa arus. Ga bisa sepenuhnya menyalahkan orang tua kita, toh kita juga terhasut dari faktor luar juga kan.


Sekarang


Dari banyaknya oknum polisi yang melakukan kegiatan yang meresahkan, tentara yang sudah tidak kita percayai lagi, atau mungkin pimpinan pondok yang sudah tidak bisa tertolong, dan juga dokter yang benar-benar bingung kita memikirkannya. Tapi perlu diingat, tidak semuanya begitu.


Awalnya pasti keras untuk menerimanya. Di pikiran ga mungkin juga kan mereka tiba-tiba menjadi seperti yang dulu lagi. Padahal mereka tetaplah mereka dan mereka tidak melepaskan jati diri mereka yang sebenarnya.


Ada dari mereka semua yang masih berbuat baik tapi jarang sekali terekspos oleh media. Karna sekarang apapun kebaikan yang mereka lakukan sudah tertutupi oleh kejahatan teman mereka sendiri ataupun dianya sendiri di masa yang lalu.


Ingat, mereka semua pasti ada yang baik dan masih ada yang mau merubah diri mereka menjadi lebih baik lagi dan bisa dijadikan contoh untuk yang lainnya.


Semua Serba Berkebalikan


Siswa yang dulunya sering mendapatkan peringkat 1, kemana sekarang? Yang taat beribadah dan tidak pernah meninggalkan sholatnya. Kemana mereka sekarang?


Berbanding terbalik dengan siswa yang dulunya dicap sebagai murid yang bandel dan sekarang malah menjadi teladan dan bisa membangkitkan semangat siswa berperingkat 1 yang sudah hilang arah. Semua saling melengkapi satu sama lain.


Yang jadi pertanyaan kenapa kita sudah jauh sekali terbawa arus yang mengakibatkan kita jauh dari sang pencipta.


Semua sedang memperbaiki dirinya masing-masing. Sedangkan kita malah jalan di tempat atau mungkin malah terlena dengan arus yang membawa kita hingga sejauh ini.


Capek ya.


Semangat untuk kalian semua yang sedang berjuang untuk memperbaiki diri walaupun tiap harinya selalu gagal.


Penulis hanya sekedar menulis.



Pergi ke daerah pedalaman udah ga heran kalau sinyalnya susah. Apalagi jauh dari pemukiman dan hanya ada perkebunan sawit sejauh mata memandang. Iya saya ada di tengah-tengah perkebunan sawit, butuh waktu yang lumayan untuk bisa keluar ke jalan besar.


Dulu waktu masih di Sintang, saya juga mengalami yang namanya susah sinyal. Jadi ga heran juga kalau sekarang harus ngalamin hal yang sama.


Baca juga : Sintang


Jadi selama susah sinyal, ngapain aja?


Nonton Video


Kalau susah sinyal biasanya saya gunakan waktu untuk menonton video yang sudah saya download sebelumnya di YouTube. Udah lama, ada yang hitungan bulan bahkan ada juga yang tahunan belum sempat untuk saya tonton. Jadi lumayan lah ya sebenarnya bisa ngurangin stok videonya.


Ngegame


Hah kalau ini bener-bener jarang dilakuin sebenarnya. Bahkan kalau ada sinyal juga udah jarang yang namanya main game. Top Eleven Manager juga udah lama ga dibuka. Karena memang males kalau main game lagi. Tapi kadang juga ada kepengen walaupun cepat bosan jadinya.


Dengerin Musik



Berhubung Spotify belum premium wkwk jadinya kalau ga ada sinyal dengerin lewat musik yang udah di download lewat aplikasi bawaan. Sebenarnya download cuma buat jaga-jaga kalau lagi susah tidur. Kadang kalau ada yang tidurnya ngorok atau ribut, ambil headset langsung nyalain musik.


Ngobrol



Bukan ngebacot ya, tapi ngobrol. Jelas ga jelas yang penting ngobrol aja. Itung-itung sambil ngurangin kebiasaan megang HP yang lama. Bosen juga kan lama-lama kalau main HP nya?


Tidur Awal



Badan yang udah capek dan ga ada sinyal harusnya untuk istirahat aja. Tidur lebih awal dari biasanya. Tapi kalau dipikir-pikir rugi ga si, kan udah seharian kerja ehh pas udah selesai kerja malah langsung tidur hehe. Ya ga salah juga si, cuma kayaknya kok sayang banget gitu waktunya kalau langsung buat tidur, bangun-bangun langsung berangkat kerja lagi wkwk. Kecuali kalau memang udah capek banget mungkin itu pilihan terbaik ya.


Menulis



Wkwk padahal banyak waktu ya harusnya buat nulis, tapi males banget ngumpulin niatnya. Ehh malah keasyikan nonton reels dan akhirnya ga jadi nulis lagi. Oh iya fakta lagi ya, sebenernya tulisan ini udah lama saya buat dan terakhir saya tulis kalau ga salah tanggal 23 dan sekarang saya lanjut lagi menulis di tanggal 30 wkwk. (Dibuka dengan wkwk dan ditutup dengan wkwk juga) Wkwk


Kalau kalian ngapain kalau ga ada sinyal?



Akhirnya ada waktu luang untuk menulis. Lebih tepatnya ada niat aja si ya hehe, kalau waktu sebenarnya ada aja. Oke, udah lama ga nulis di kategori "merantau". Seringnya curhatan mulu yang ada, padahal katanya laki-laki ga boleh bercerita. Oiya maaf itu kata TikTok ya barusan🙏


Sehabis pulang dari Sambas, udah ga nulis lagi tentang merantau. Padahal setelah itu ada juga merantau tapi kayaknya ga cocok masuk ke merantau si ya karna itungannya deket dari rumah. Bukan deket si ya tapi lebih tepatnya masih bisa dijangkau walaupun jauh.


Baca juga: Terimakasih Sambas


Sekarang posisi saya ada di Nanga Tayap. Kalian cari aja ya di peta atau di globe wkwk. Iya saya sekarang jauh dari rumah. Kayaknya memang udah jalan ninja saya untuk pergi jauh dari rumah. Mungkin rezekinya memang di situ.


Saya berangkat tanggal 25 Agustus. Hmm, udah lama malah baru sempat nulis ya. Selain kesibukan untuk bekerja, yang membuat saya baru bisa menulis adalah karena terkendala oleh sinyal. Yap bener banget, di sini susah sinyal. Jadi kalau udah dapat sinyal udah lupa acara untuk nulis. Yang ada malah untuk scroll Instagram terus menerus walaupun kadang masih susah karna sinyal.


Udah sekitar 10 hari di sini sampai tulisan ini saya buat. Dan kayaknya butuh waktu yang panjang untuk saya bisa kembali ke rumah lagi. Yaa, doakan saja supaya rezeki saya lancar dan apa yang saya lakukan bisa berjalan dengan mulus tanpa ada hambatan yang berarti eeeaakkk. Terimakasih doanya teman-teman🙏


Selain susah sinyal, di sini juga susah air. Dibilang susah air juga engga juga si ya. Ada air tapi yang bikin susah itu aksesnya karna jauh dari camp tempat saya tinggal. Jadinya harus jalan dulu lumayan jalannya naik turun. Mungkin balik dari sini kaki saya bisa tambah berotot.


Tapi bukan jadi masalah juga karna di setiap tempat yang saya datangi pasti ada kendalanya. Meski begitu, setiap tempat berbeda-beda masalahnya. Yang penting di sini masih bisa untuk hidup aja udah bersyukur ya.


Mungkin masih banyak yang mau saya tulis tapi untuk hari ini segini aja dulu ya, yang lainnya menyusul. Semoga aja ada lanjutan untuk tulisan yang ini.


Terimakasih yang udah mau baca tulisan ini dari awal sampai akhir (kayak ada yang baca aja🥲)


Terimakasih semuanya selamat beristirahat.



Nulis sebulan sekali kayak udah jadi penulis terkenal aja ya. Padahal aslinya nulis cuma karna gabut aja, itupun kadang masih males padahal ada waktu kosong untuk nulis.


Cerita sedikit ya tentang hari ini. Pada suatu hari... Wkwk template banget ya permulaannya. Kita mulai langsung pas malam aja ya waktunya. Ceritanya udah nyuci motor, selain pengen ngrawat motor aku juga senang aja liatnya kalau bersih. Busett ini ngapa jadi 'aku' bukan pake 'saya' lagi? Kalau kalian baca blog ini dari awal pasti bakalan ngeh kalau kata gantinya sering gonta-ganti.


Baca juga: Kenapa Kiper dan Setter Dihindari? (Tapi Ini Bukan Tentang Bola)


Lanjut aja ya, rencana malam ini mau pangkas rambut karna ada waktu senggang, kebetulan besok bakalan banyak kerjaan jadi nyicil mau pangkas rambut malam-malam. Udah naik motor ni dan udah sampe di area sekitar pasar dan ternyata tempatnya tutup. Sebenarnya banyak ya tempat lain yang buka tapi saya udah srek sama tempat biasanya saya pangkas rambut (nah kan sekarang pakai saya lagi).


Pernah waktu itu nyoba di tempat pangkas rambut yang keliatannya lumayan oke karna dari harga dan tempat lumayan bagus juga dibandingkan tempat pangkas rambut yang lain. Di dalamnya juga banyak alat dibandingkan tempat lain, sudah bersertifikat pula tempatnya, tempatnya luas dan nyaman. Tapi kalau dilihat dari hasilnya bener-bener ga memuaskan ya karna saya minta pangkas apa eh malah dipangkas model lain. Kalau ganteng si ga masalah ya karna semua jenis potongan bakal masuk, nah tapi kalau saya kan... Eh ga boleh kita kayak gitu ya padahal kita udah diciptakan dengan sebaik mungkin. Saya ulangi lagi ya, saya ganteng di mata jodoh saya tapi wkwk. Semua relatif ya tapi ada juga kok yang mutlak wkwk.


Dari tempat pangkas rambut kita belajar yang tempat dan pelayanannya kayaknya wow dari luar ternyata hasilnya tidak sebegitu wow tempatnya ya. Malahan yang tempatnya biasa aja bahkan tidak bersertifikat bisa menghasilkan potongan yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi entahlah mungkin itu pas apesnya saya ya. Jadinya malam ini saya ga jadi pangkas rambut.


Kalau langsung pulang kayaknya ga enak ya, jadinya mampir dulu sebentar ke Alfamart. Setelah itu beli bensin full, ya ampun ga boleh sombong maaf-maaf🙏


Oh iya, sebelum berangkat tadi sebenarnya pas di rumah udah mikir bakalan turun hujan dan mau bawa jas hujan tapi kadang pikiran lain ya sama hati, mungkin di sini hati saya yang dominan lebih kuat makanya ga jadi bawa jas hujan hehe. Dan apa yang terjadi... Yap pulangnya hujan turun dan akhirnya agak basah dikit ga ngaruh wkwk. Tapi tenang saya bawa jaket walaupun tetap basah, ga apa besok kita cuci.


Udah mikir juga waktu diperjalanan bakalan mau nulis blog karna udah lama banget ga nulis. Dan pas udah sampe rumah dan masuk kamar, bukannya buruan nulis malah scroll Instagram dan akhirnya lupa wkwk. Tapi semua harus di lawan dan akhirnya bisa nulis juga.


Ga lupa bikin kopi dulu ya ga si? Minum kopi dulu biar ga salah paham hehe. Tapi sebenarnya ini menyalahi dewa es karena saya malah minum yang panas-panas, padahal elemen saya adalah dingin (helehh ngomong apa sebenarnya ni), iya saya memang suka dingin ketimbang panas, tapi kalau lagi pusing enaknya memang minum yang panas-panas, kayak sekarang ini yang pusing mau nulis apa.


Playlist nya dari Bernadya yang setia menemani saya untuk menulis. Hanya lagunya ya bukan orangnya🙏


Jadi yang saya tulis adalah tulisan ini yang sedang kalian baca (kayak ada yang baca aja😭)


Ini juga sebagai tulisan pertama saya di bulan Agustus. Kita semua udah ngelewatin bulan-bulan yang sulit di tahun ini. Semoga di bulan Agustus ini kita benar-benar merdeka.


Besok 17 Agustus bertepatan Hari Proklamasi Kemerdekaan R.I yang ke-79.


Kita kapan merdekanya?



Sadar ga sadar kita udah ada di penghujung bulan Juli. Seperti biasa ga ada tulisan yang terlalu penting untuk dibaca. Malam ini ditemani kopi instan dan Bernadya, ehh maksudnya lagu dari Bernadya. Ditemani kamu kapan? Huekkkk wkwk ngarep bener ya saya ini.


Hidup memang udah ditakdirkan dengan posisi masing-masing. Ada yang menjadi matahari, hujan, maupun pelangi. Tapi kalau bisa milih, pilihlah hidup menjadi petir. Sayangnya hidup ga bisa milih tapi kalau udah hidup banyak pilihan yang begitu rumit. Udah kayaknya basa basinya ya.


Buset malah kambuh lagi penyakit males mau nulis, padahal tadi udah ada mood untuk nulis. Kita rehat dulu...

Terakhir diedit Selasa, 23 Juli 2024 pukul 20.20


Balik lagi

Wooiii balik lagi, sekarang jam 20.47 waktunya menulis kembali. Udah beda hari, sekarang hari Rabu, 24 Juli 2024. Lagu untuk nemenin nulis juga udah beda ya. Sekarang lagi dengerin Payung Teduh, siapa tau hati juga ikutan teduh kan. Yaa siapa yang tau?


Scroll instagram sampai lupa waktu untuk menulis🙏 (terimakasih yang udah mau baca semua tulisan ga jelas di sini). Oh iya saya mainnya instagram karna ga punya tiktok. Kalau kalian kan hobinya mainin perasaan kan🙏 (ga ikutan).


"Ini dari kemarin bukannya nulis malah basa-basi terus ya yang ada."


Kalau mau bahas judul di atas, mungkin ada yang pernah ngerasain di posisi kiper ataupun setter. Mereka sering ga dianggap dan jadi sasaran empuk untuk melampiaskan kekesalan. Mereka jarang dianggap, beda dengan penyerang yang selalu disorot oleh kamera maupun penonton. Mencetak angka tentu tugas dari penyerang dan semua mata akan tertuju kepada mereka karena kagum. Tapi bagaimana nasib kiper ataupun setter?


Mereka jarang mencetak angka tapi sekali mencetak angka terlihat keren ya. Walaupun ga sekeren penyerang yang menggunakan seluruh kemampuannya agar terlihat hebat di lapangan.


Saat masuk ekskul di sekolah juga jarang yang akan memilih posisi kiper maupun setter karena mereka merasa ga keren kalau ga cetak angka.


Kenapa mereka dihindari?


Lebih fokus ke kipernya aja kalik ya sekarang. Mereka dituntut menghalau semua serangan dari musuh agar tidak satupun serangan mereka bisa masuk ke gawang. Semua sempurna dan penonton takjub dengan apa yang ia lakukan. Tapi semua berubah saat negara api menyerang.... Ehhh malah avatar jadinya. Tapi semua berubah saat ia kebobolan. Semua usaha yang telah ia lakukan selama ini untuk melindungi gawangnya sia-sia. Semua mata akan tertuju kepada kiper yang gagal di mata mereka. Seperti semua itu adalah kesalahan yang dibuat oleh kiper.


"1000 penyelamatan yang kamu lakukan akan terlupakan dengan 1 serangan yang tidak bisa kamu hentikan."


Semua kebaikan yang kita lakukan kayaknya bakal kehapus gitu aja ya disaat kita melakukan keburukan walaupun sekali. Sebagai contoh lagi saat kita dikenal bertahun-tahun sebagai orang yang jujur tapi satu kali saja kita berbohong maka yang diingat orang pasti kebohongan yang pernah kita lakukan.


Menjadi kiper memang susah ya. Udah dibarisan paling belakang dan sering jadi manusia yang disalahkan dalam permainan. Walaupun dia tidak menyerang dan hanya bertahan tapi dialah yang sejatinya pahlawan. Menjadi pahlawan tidak harus berada di barisan paling depan.


Tapi ngomong-ngomong pahlawan kayaknya mending jadi penjahat🙏


Sekian



15 April terakhir kali menulis. Udah lama banget ya ga ngobrol lewat tulisan, sampe akhirnya bisa ketemu lagi hari ini 21 Juni. Iyaa, tanggal 21 bukan tanggal yang lain.


Bulan lalu tepatnya bulan Mei, waktu kerasa lama banget ya beda sama bulan Juni yang bener-bener cepet dan ga kerasa udah hampir di penghujung bulan. 2025 tinggal setengah tahun lagi dan kita masih tertinggal, ehh bukan kita tapi lebih tepatnya saya yang tertinggal.



Malam ini ditemani oleh kopi dan lagu random dari spotify. Ehh bukan kopi panas melainkan es kopi. Sebenarnya melawan hukum yang saya buat sendiri karena bukan penikmat kopi ataupun hal yang berhubungan dengan suhu panas. Tapi kopi yang ini ada rasa coklatnya jadi aman lah ya. Ditambah lagi kopinya dingin bukan panas jadi ga ada yang perlu dikhawatirkan.


Kemarin malam kepala udah mentok dan bingung mau lanjut nulis yang kayak gimana, jadinya istirahat dulu. Bingung juga mau ngapain.


Balik lagi ngomongin bulan Juni yang cepet banget rasanya. Banyak kejadian sedih di pertengahan tahun 2024 ini. Entah ini peralihan dari senang ke sedih atau apalah itu saya juga ga tau.


Banyak cerita ada yang HPnya rusak, kehilangan HP, kehilangan uang Rp500.000, kemalingan motor pas subuh, dikeluarkan dari pekerjaan, sakit-sakitan, uang udah mulai habis, istri di rumah sakit dan butuh banyak biaya, kesendirian, teror pencemaran nama baik, gaji yang belum dibayar, orang rumah yang perlu biaya makan, bisnis yang lagi seret, ga bisa bantu orang terdekat, perkelahian sampai masuk kantor polisi, denda Rp5.000.000, babak belur dan masih banyak lagi kejadian yang rasanya datang bertubi-tubi di bulan Juni ini.


Yang saya tulis di atas tidak semua terjadi pada diri saya, ya kali saya sudah beristri kan. Kejadian di atas adalah kejadian yang bisa saya rasakan karena ada di sekeliling saya. Rasanya ikut sedih ya dengarnya posisi juga semua lagi susah untuk saling membantu.


Bulan Mei, saya ga sempat nulis karena menikmati bulan yang sangat lama. Ga banyak kejadian sedih walaupun tetap masih ada. Sangking menikmatinya atau bingung mau nulis apa jadinya ga ada yang ketulis di bulan Mei.


Bulan Juni tinggal beberapa hari lagi, semoga semua masalah cepat usai dan semoga juga di bulan Juli banyak kebahagiaan yang menanti.


Ga ada yang salah dengan bulan.



Bulan ini, bulan yang penuh kejutan. Berbagai peristiwa banyak saya alami mulai dari yang lucu sampai yang menyedihkan. Padahal di bulan ini sejatinya kita harus bahagia karena bulan ini bertepatan dengan bulan puasa. Tapi ternyata semua sudah berlalu dan esok kita akan menyambut lebaran tanda berakhirnya perjuangan kita selama puasa kali ini. Walaupun masih banyak perjuangan lain yang harus kita hadapi lagi.


Ngomongin Takjil


Makanan yang biasanya hadir di bulan puasa ini memang bisa menggugah selera apalagi kita yang sedang menjalankan ibadah puasa. Tapi tidak hanya untuk kita yang sedang menjalankan ibadah puasa saja, melainkan orang-orang di luar puasa juga ikut senang saat berburu takjil.


Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Benci Dingin


Ada sedikit cerita tentang takjil. Saat masih awal puasa, saya pergi ke pasar untuk membeli barang. Saya melewati pasar dan tiba-tiba macet dan terpaksa harus antri. Posisi saya sedang menggunakan motor di jalan raya. Saya kira ada apa ternyata sedang pembagian takjil gratis yang dibagikan di depan kantor camat. Di lain kesempatan saat saya pulang dari kerja, saya dari jauh sudah melihat orang sedang membagikan takjil. Tapi saat saya sudah mendekat ternyata sudah habis dan habisnya itu pas di saya.


Saya jadi berpikir tentang dua kejadian di atas. Sesuatu yang tidak kita kejar terkadang akan datang dengan sendirinya tapi sesuatu yang terlalu kita kejar maka sesuatu tersebut malah makin menjauh dari kita. Ini entah benar atau tidak saya juga tidak bisa memastikannya.


Pekerjaan


Bekerja di bulan puasa memang ada tantangan tersendiri. Selain cuaca yang panas yang menyebabkan kita menjadi lemah, kita juga dihadapkan dengan teman yang tidak berpuasa. Yaa ga ada salahnya juga, toh kita juga ga bisa maksa mereka untuk berpuasa. Tapi melihat orang-orang minum es membuat pikiran kemana-mana wkwk. Padahal kalau udah niat jangankan es satu gelas, satu gentong aja juga ga bakalan ngaruh. Tapi ga bisa bohong yang namanya puasa pasti haus.


Masa Depan


Di sela-sela kegiatan bekerja, saya biasanya ngobrol dengan teman saya. Random aja sebenarnya kadang ga jelas juga yang dibahas yang penting untuk menghilangkan stres aja. Tapi ada saatnya serius tentang obrolan masa depan. Khawatir tentang masa depan yang ga pasti membuat kita kadang berpikiran buntu padahal ga boleh ya sebenarnya berpikiran seperti itu.


Pernah ngobrol ngomongin nikah. Yaa laki-laki mana yang ga mau nikah? (mungkin ada juga ya yang ga mau nikah) Ada yang berpikiran harus segera menikah karena memang sudah waktunya mau kapan lagi kalau bukan sekarang, ada yang bilang menikah sebelum umur 30 tahun, ada lagi yang bilang kalau menikah harus udah punya segalanya dulu baru menikah. Semua punya alasan untuk menikah bagi mereka yang ingin menikah.


Teman saya mematahkan semua pendapat di atas. Dia bilang "emang nyampe nikah?" Kalimat ini mungkin singkat namun bermakna dalam. Saat kita bingung dan sibuk memikirkan pernikahan, kita malah lupa tentang kematian kita yang sudah pasti. Nikah itu hal yang belum pasti dan masa depan yang pasti hanyalah kematian. Agak kaget juga awal dengar tapi kalau dipikir-pikir betul juga.


Bukan jadi alasan buat kita untuk tidak menikah tapi alangkah baiknya kita juga ingat diri kita sudah menginjak dewasa dan mesti banyak yang harus diperbaiki apalagi tentang akhirat. Mungkin itu maksud dari ucapan teman saya.


Ya bulan ini ga cuma kegembiraan yang saya dapat, kesedihan juga saya rasakan. Tapi kembali lagi kepada tulisan sebelum-sebelumnya mengenai kesedihan. Hidup memang harus ada kesedihan atau bisa dikatakan harus ada yang hancur supaya hidup kita ada warnanya.


Kalau kita tidak bisa memberi warna untuk hidup kita, mungkin kita masih bisa memberi warna di kehidupan orang lain.


Catatan:

Seingat saya tulisan ini saya tulis pada malam takbir dan ga sempat untuk posting karena kecapean. Dan akhirnya baru bisa posting sekarang saat lebaran.



Dingin adalah kesukaan saya dari dulu apalagi kalau udah nyangkut masalah makanan ataupun minuman, pasti dingin yang dicari.


Baca juga:

Tapi akhir-akhir ini untuk pertama kalinya saya benci dengan dingin. Entah kenapa saya tiba-tiba tidak ingin merasakan dingin seperti dulu. Minum yang dingin saja rasanya udah ga kuat kayak dulu lagi padahal baru sedikit minum langsung menggigil. Bangun tidur biasanya nyaman ini malah rasanya kedinginan apalagi di bagian kaki, ga kayak biasanya jadi kayak ada yang beda padahal dingin kesukaan saya.


Bagaimana dengan panas?


Benci dingin bukan berarti saya jadi suka dengan panas. Saya tetap tidak suka panas dari dulu. Saya berpikir bahwa kebencian saya terhadap dingin adalah bersifat sementara dan mungkin suatu saat saya bisa kembali lagi menerima dingin di kehidupan saya. Berbeda dengan panas yang mungkin saya tidak suka sedari awal. Tapi bukan berarti saya tidak membutuhkan panas dalam kehidupan saya.


Kalau hujan?


Walaupun hujan mengakibatkan hawa di sekitar kita menjadi dingin, saya tidak keberatan hujan datang di kehidupan saya. Sadar bahwa hujan akan selalu membawa kesedihan pada manusia dan nyatanya kita juga butuh kesedihan itu.


Saya percaya bahwa apabila turun hujan di suatu tempat maka tempat itu sedang ada yang bersedih. Entah itu karna asmara, keluarga, pekerjaan ataupun masalah lain yang bisa membuat orang tersebut sedih.


Apabila hujan yang turun itu gerimis maka kesedihannya tidak perlu dikhawatirkan. Semakin hujannya deras maka kesedihannya semakin dalam dan pasti butuh perhatian lebih dibandingkan dengan hujan yang turunnya rintik-rintik. Tapi kalau di tempat itu hujannya sampai mengakibatkan banjir, kayaknya udah susah ditolong kesedihannya. Entah itu terlalu banyak yang bersedih atau hanya ada satu orang yang bersedih namun tangisnya sangat hebat sampai mengakibatkan banjir.


Ini semua hanya kepercayaan saya terhadap hujan karena saya sebelumnya juga banyak menulis tentang hujan.


Baca juga: Hujan

Membenci dingin bukan berarti harus benci dengan hujan dan bukan berarti pula harus suka dengan panas.


Kesedihan diperlukan dalam kehidupan. Kita tidak tau apa itu bahagia tanpa kesedihan. Hujan harus datang membawa kesedihan dalam hidup kita tapi ingat setelah hujan itu reda ada pelangi yang datang menyambut kita. Kesannya kayak


"Kamu kemana aja baru nongol?"


Yahh akhirnya pelangi yang bisa membuat kita tersenyum kembali dan tugas hujan telah selesai. Semoga segera diberi kesembuhan, percayalah pelangi akan datang.



Kebiasaan memikirkan sesuatu yang berlebihan membuat kita malah semakin malas untuk melanjutkan hidup, apalagi kalau sudah berbicara tentang fakta.


Ga cuma itu, overthinking selalu membuat kita merasa ga berguna dan malah menyalahkan diri sendiri padahal ga semua informasi yang kita dapat harus kita telan begitu saja.


25 Desember 2023


Iya, tulisan di atas terakhir ditulis tanggal 25 Desember tahun lalu. Dan kita bisa sambung lagi menjadi tulisan yang utuh pada malam hari ini.


Kenapa malam? Ya, malam memang waktu yang tepat untuk memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan terlalu jauh. Hal ini biasa disebut dengan overthinking. Dari pagi sampai sore biasa kita habiskan aktivitas kita dengan bekerja, belajar, mencari loker, membantu orang tua, menjalankan usaha ataupun yang lainnya sehingga ga ada waktu lagi buat berpikiran yang ga jelas. Tapi saat malam hari (kecuali lembur) kita memiliki waktu untuk sekedar merenung memikirkan masa depan yang belum pasti. Sebenarnya ga cuma masa depan, bisa hal-hal lain yang membuat kita berpikiran terlalu jauh dan berlebihan.


Kadang menyakitkan ya kalau kita sudah berada di jam overthinking. Semua yang kita lihat kayaknya bisa bertentangan dengan keinginan kita. Padahal semua itu belum tentu sama dengan apa yang kita lihat saat kita berada di waktu pagi ataupun sore hari. Atau mungkin pikiran kita pada malam hari ada benarnya juga tapi hal tersebut ga begitu parah saat berada di waktu pagi ataupun sore hari.


Padahal sejatinya pikiran kita sendiri yang malah bisa menghancurkan diri kita (nulis bisa tapi melakukan susah juga). Ga cuma kalian yang merasakan seperti ini, saya juga pernah di posisi ini dan mungkin sudah terjadwal saat matahari sudah mulai terbenam. Walaupun ada serunya juga kalau ada yang hancur sedikit dalam hidup kita. Kalaupun mulus terus jalan hidup kita kayaknya malah makin curiga ada hal besar yang malah lebih mudah menghancurkan diri kita.


12 Januari 2024


*Niat hati ingin menulis, tapi karena banyak masalah yang tiba-tiba datang menjadikan pikiran buntu dan ga bisa nulis.


4 Februari 2024


Akhirnya tulisan ini berlanjut hari ini di bulan ke dua.


Ngomongin overthinking memang ga ada habisnya. Udah ada niatan pengen berhenti mikir yang aneh-aneh, tapi pas scroll IG, ada aja yang bisa buat kita balik overthinking lagi. Arghh, memang agak nyebelin ya kalau dipikir-pikir. Padahal sesuatu tersebut belum tentu sama dengan apa yang kita pikirkan tapi seolah-olah kita sudah tahu bahwa hal yang kita pikirkan pasti akan terjadi.



Ada banyak yang membuat kita overthinking. Soal keluarga misalnya, mempunyai keluarga harmonis mungkin cita-cita semua orang. Antara orang tua dan anak bisa akur dan saling tukar pendapat tapi kenyataanya banyak orang malah iri melihat keluarga yang harmonis dikarenakan keluarganya sendiri yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak masalah, susah diatur, bahkan menjadi beban antara satu dengan yang lainnya.


Ada lagi tentang masa depan. Yang dari kecil banyak memiliki cita-cita, tapi sekarang malah kehilangan arah dan pasrah dengan keadaan. Melihat orang lain yang sukses di usia muda membuat sebagian orang iri dan bisa-bisa dengki karena tidak bisa sama derajatnya dengan yang seusianya. Berpikir bahwa takut kedepannya tidak bisa menjadi apa-apa, padahal sekarang kita juga udah di fase ga jadi apa-apa kan? (Hehe jadi nambah overthinkingnya lagi ni).


Masalah pasangan. Buat kalian yang mempunyai pasangan pasti ada aja yang buat overthinking, mulai dari sikap dan sifatnya sehari-hari. Rasanya pengen marah aja ya padahal semua yang kita pikirkan ga ada yang bener dan malah cuma tuduhan tanpa bukti aja. Kesalahpahaman sepertinya sudah biasa terjadi pada pasangan yang terpenting kita bisa menjelaskan dengan baik untuk menenangkan pasangan kita (ngomong aja enak kayaknya ya tapi sekali dijalani kok berat juga). Tapi kalau dipikir-pikir lucu juga ya, seandainya yang kita pikirkan benar-benar terjadi.


Apa yang harus dilakukan saat terjadi overthinking?


Sebenarnya harus dihindari tapi susah banget ya. Ada orang yang bisa dengan sendirinya melupakan sesuatu dan mengalihkannya kepada kegiatan yang lain biar ga kepikiran. Tapi ada juga sebagian orang yang harus ditenangkan dulu biar ga makin kepikiran tentang masalah yang dia hadapi sekarang.


Tapi kalau kembali ke tulisan di atas tadi, ada serunya juga kita overthinking karena hidup itu harus ada yang hancur dikit biar ada yang berwarna, kalau mulus-mulus aja kayaknya bukan hidup namanya.


Yaa, ujung-ujungnya ga ada solusi juga kan buat yang lagi overthinking, karena saya juga lagi banyak pikiran juga aslinya wkwk. Diketawain aja siapa tau jadi nambah pusing kan wkwk.


Tulisan cuma sekedar tulisan dan ga ada tujuan yang pasti tulisan ini dibuat. Ga ada solusi ataupun cara karena sama sama bingung mau gimana lagi ya jawabannya jalanin aja. Pusing iya dan kalau pengen ga pusing ya kalau udah di surga nanti.


Udah malam, selamat overthinking lagi...


*tulisan selesai pada hari Senin, 5 Februari 2024



Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang berbeda. Dan setiap tujuan hidup tersebut pasti banyak melalui rintangan dan cobaan yang berbeda-beda pula setiap individu. Usaha yang berbeda dan hasil yang berbeda untuk tujuan yang berbeda-beda pula.


Baca juga : Sejatinya Kita Kesepian


Seringkali kita dihadapkan dengan orang-orang yang sudah memiliki jalur hidup yang lurus dan sedikit sekali belokannya ataupun tikungannya. Padahal aslinya sawang sinawang ya namanya juga hidup. Ada dua tipe manusia saat melihat saudaranya memiliki jalan hidup yang mulus. Ada yang ikut senang ada juga yang malah iri dengan kehidupan orang lain. Padahal kita sudah digariskan memiliki kebahagiaan masing-masing.


Di lingkungan pertemanan misalnya seseorang dalam hidupnya sudah bisa dikatakan sukses, tentu sebagai teman kita juga harus ikut merasa senang juga jangan malah merasa benci kepada teman kita yang sukses.


Di tulisan kali ini sebenarnya cuma mau ngomongin setiap orang memiliki tujuan hidup masing-masing.


Ada orang yang ambisi belajar terus supaya mendapatkan juara di kelasnya dan itu sudah merupakan pencapaian yang dia inginkan walaupun dia ada yang lemah dalam bidang tertentu misalnya non akademik. Ada juga yang tujuan hidupnya berhasil menaklukkan beberapa gunung yang ada di Indonesia. Menjadi guru, pilot, polisi, tentara, dokter, kepala proyek, petani, nelayan, pengusaha dan masih banyak lagi yang lainnya.


Mereka semua mengejar apa yang mereka inginkan tentu saja ada yang mereka korbankan. Seperti waktu, uang, hobi, keluarga, pasangan, teman, organisasi, pendidikan, pengalaman, tenaga dan yang lain-lainnya. Walaupun ga semua dikorbankan, mungkin salah satu ataupun salah dua diantara pilihan di atas. Yang menaklukkan gunung sudah pasti mengorbankan uang untuk membeli segala kebutuhan pendakian. Pendidikan seseorang yang rela meninggalkan kampung halamannya hanya untuk meraih cita-citanya selama ini. Membahagiakan keluarga tapi harus rela kehilangan pasangannya. Rela menahan malu dan gengsi untuk mewujudkan impian yang selama ini tertunda. Semua yang sudah menjadi tujuan mesti memiliki resiko yang harus siap kita tanggung kedepannya.


Melihat seseorang memiliki tujuan hidup yang jelas bisa membuat kita senang melihatnya.


Tapi saya yang menulis ini malah ga tau arah tujuan hidup saya mau dibawa kemana.